REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Keluarga Alumni Unversitas Gadjah Mada (Kagama) diminta agar tidak hanya berkarya demi kepentingan internal untuk membangun jaringan 'spirit of the corps' saja. Tetapi dalam setiap jenjang harus bermain di kancah masyarakat dengan berkontekstualisasi kearifan dan keunggulan lokal untuk menginspirasi dan berkontribusi bagi penyelesaian masalah kemasyarakatan terutama di desa-desa.
Hal itu disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Keistimewaan Setda DIY Didik Purwadi saat Pelantikan Pengurus Daerah (Pengda) Kagama DIY, Pengcab Kagama Sleman, dan Pengcab Kagama Kulon Progo, di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Jumat (19/1).
Dikatakan Sultan, dengan potensi kualitas ataupun kuantitas dari anggotanya di DIY, merupakan lahan subur bagi perkuatan solidaritas jaringan, dan solidartas antaranggota. Untuk itu, lanjut Sultan, Kagama harus tetap menjadi marwah pada fitrahnya menjadi organisasi kekeluargaan dengan mempertahankan pendekatan sktruktural.
"Selaku gubernur saya siap memberikan dukungan kepada Kagama DIY dan saya berharap juga diikuti para kepala daerah," ujarnya.
Lebih lanjut, Sultan mengatakan, Kagama dalam kiprahnya di masyarakat harus tampil sebagai pejuang kesejahteraan masyarakat. Kagama harus menjadi aktor perubahan yang membawa kemajuan bagi masyarakat dengan tetap bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat seperti yang sudah dikembangkan dalam jaringan kerja sama sinergis berbagai unsur di Gedangsari di Gunungkidul.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Kagama Ganjar Pranowo melantik Ketua Pengda Kagama DIY Gatot Saptadi, Wakil Ketua Toyo Santoso Dipo, Bendahara Bambang Wisnu Handoyo, serta melantik Pengcab Kagama Sleman, dan Pengcab Kagama Kulon Progo.