REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mendukung para guru teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang ingin TIK kembali menjadi pelajaran dan ada di kurikulum pendidikan Tanah Air. Wakil Sekjen Pengurus Besar (PB) PGRI Supardi mengatakan, PGRI sangat mendukung dan concern bahwa TIK harus menjadi mata pelajaran kembali dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
Karena itu, kata Supardi, PGRI ikut memperjuangkan supaya TIK menjadi mata pelajaran. "Kalau TIK dijadikan mata pelajaran ini jadi sangat rasional, kenapa? Karena di dalam proses pendidikan hakikatnya namanya pendidik adalah menumbuhkembangkan potensi peserta didik, "ujarnya saat pembukaan Rembug Nasional Guru TIK se-Indonesia, di Jakarta, Sabtu (27/1).
Supardi menyebutkan, potensi peserta didik ada lima, dua potensi tangible yaitu pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tiga potensi lainnya yaitu rasa, karsa, dan religi. Kalau ditinjau dari itu, kata dia, maka TIK lebih dominan aspeknya dalam potensi tangible yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Oleh karena itu Supardi menegaskan, pengetahuan dan keterampilan ini bukan sekadar dirasakan tetapi diajarkan. Karena itu PGRI percaya TIK harus diajarkan sehingga ini harus menjadi satu mata pelajaran yang diberikan dari tingkat dasar sampai pendidikan tinggi. "Karena tidak ada kehidupan di dalam masyarakat kita apalagi di era digital yang tidak menggunakan TI," katanya.
Terlebih, Supardi membandingkan jika melihat keilmuan lain, misalnya bahasa, bahasa juga sebagai tool dipakai di setiap bidang keilmuan ada empat pelajaran. Di satu sisi ia mempertanyakan kenapa TIK justru dihilangkan sebagai mata pelajaran. "Ini jadi kebijakan yang agak kontradiktif," ujarnya.
Untuk itu, Supardi mengajak semua guru TIK berjuang dan menjadi satu kesatuan. "Insya Allah akan lebih mudah dan cepat mencapai yang kita harapkan. Mudah-mudahan perjuangan kita mendapat kemudahan. Insya Allah sebelum Juli sudah turun kebijakan regulasi di mana TIK bisa menjadi mata pelajaran," katanya.
Sementara itu, Sekjen Ikatan Guru TIK Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Wijaya Kusumah menyambut baik dukungan PGRI. Ia menyatakan, PGRI juga sepakat dan terus memperjuangkan supaya TIK kembali menjadi pelajaran. "Ini terlihat dari pernyataan Bu Unifah Rosyidi (Ketua PB PGRI) yang menelepon dan mendukung kami," katanya.