REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 568.171 siswa kesetaraan yang tersebar di 11 ribu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di seluruh Indonesia terancam kembali putus sekolah. Sebab, sejak tahun 2017 siswa kesetaraan baik paket A, B atau C tidak mendapat Bantuan Operasional Pendidikan (BOP).
Sekretaris Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud Wartanto menerangkan, pada tahun 2017 lalu Kemendikbud memiliki program untuk menjaring dan mendata anak jalanan atau anak putus sekolah untuk dibujuk kembali bersekolah di kesetaraan. Namun sayang, program tersebut tidak dibarengi dengan BOP dari pemerintah.
"PKBM selama satu tahun ini ngeluh karena gak ada duit operasionalnya. Kemungkinan terancam gak akan bisa diteruskan (proses belajar). Sementara, siswa keseteraan di PKBM kan gak dipungut SPP juga," kata Wartanto kepada Republika.co.id di kompleks Kemendikbud, Senin (12/2).
Dia mengatakan, sejak pertengahan tahun 2017 pihaknya telah mengusulkan anggaran sebesar Rp 500 miliar untuk BOP siswa kesetaraan kepada Kementerian Keuangan RI. Namun, hingga kini belum ada respons yang positif dari Kemenkeu.
"Padahal kalau kita bicara bantu siswa miskin, gak mampu, ya merekalah (siswa kesetaraan) yang benar-benar perlu dibantu. Siswa di sekolah aja pasti dapat BOS, nah siswa kesetaraan enggak dapat BOP," kata dia.
Menurut dia, jika nanti dana tersebut disetujui Kemenkeu, maka seluruh siswa kesetaraan dapat mendapat bantuan senilai Rp 700 ribu sampai Rp 1,5 juta per siswa. Berdasarkan jenjang pendidikan siswa keseteraan tersebut.
Merujuk pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik) per Senin (12/2/18) untuk di kesetaraan paket A terdapat 69.905 siswa, paket B terdapat 242.004 siswa dan paket C ada 256.262 siswa. Menurut Wartanto, data tersebut bisa jadi terus meningkat setiap harinya.
Dia mengatakan, selama ini siswa kesetaraan juga mendapat bantuan dana dari Program Indonesia Pintar (PIP) yang dicanangkan Presiden RI untuk meminimalisasi kesenjangan. Namun dana PIP, dinilai tidak cukup menutupi biaya operasional pendidikan di PKBM.