Selasa 20 Feb 2018 15:02 WIB

Tingkatkan Literasi, Perpustakaan Harus Jadi Layanan Inklusi

Bappenas mendorong proses transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang penumpang membaca buku dalam angkot Ungaran- Karangjati, Senin (19/2). Salah satu angkot di ibu kota Kabupaten Semarang menyediakan perpustakaan mini agar penumpang tidak jenuh dan gemar membaca.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Seorang penumpang membaca buku dalam angkot Ungaran- Karangjati, Senin (19/2). Salah satu angkot di ibu kota Kabupaten Semarang menyediakan perpustakaan mini agar penumpang tidak jenuh dan gemar membaca.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menyampaikan, setiap perpustakaan perlu bertransformasi menjadi layanan berbasis inklusi sosial. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang berliterasi dan meningkatkan peran literasi untuk kesejahteraan.

 

Syarif menerangkan, dengan pelayanan inklusi tersebut perpustakaan perlu dirancang kembali agar memiliki kebermanfaatan yang tinggi bagi masyarakat. Sebab literasi dan masyarakat yang literate merupakan puncak pencapaian dari suatu proses panjang pendidikan yang ditempuh masyarakat.

 

"Jadi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial harus berkomitmen meningkatkan kualitas hidup pengguna perpustakaan," kata Syarif usai konferensi pers untuk Persiapan Seminar Nasional Literasi dan Pembangunan Sosial-Ekonomi di Gd. Perpustakaan Nasional, Gambir, Selasa (20/2).

 

Penguatan Literasi akan Jadi Prioritas Nasional

 

Dia mengumpamakan, seperti halnya kerjasama dengan Bill and Melinda Gates Foundation melalui program Perpuseru telah terbina lebih dari hampir 700 perpustakaan di 104 kabupaten di seluruh Indonesia yang memberikan manfaat pada jutaan masyarakat. Jangkauan luas dan inklusif, kata Syarif, akan menjadi keunggulan perpustakaan umum yang bisa merangkul masyarakat.

 

"Intinya itu, perpustakaan harus jadi aset strategis untuk mendorong pemberdayaan masyarakat," kata Syarif.

 

Karena itu, dia pun menyambut baik atas upaya Bappenas untuk mendorong proses transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial menjadi satu kegiatan prioritas Nasional pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019. Dia berharap, upaya tersebut mampu mendongkrak literasi masyarakat Indonesia yang masih minim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement