REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Minat baca di Indonesia disebut masih rendah, yaitu menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. Hal itu diungkapkan Kepala Perpustakaan Nasional Muh Syarif Bando.
"Keprihatinan terhadap minat baca yang rendah itulah yang melatarbelakangi kita melakukan kegiatan 'Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca'," katanya dalam sambutan yang dibacakan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan RI Woro Titi Haryati di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (20/2).
Ia mengatakan berdasarkan study "Most Literred Nation in the world 2016", minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengatakan kegiatan "Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca" bertujuan untuk bersama-sama menggelorakan kembali melakukan langkah serius agar masyarakat gemar membaca.
"Ada beberapa faktor secara empirik yang mempengaruhi rendahnya minat baca orang Indonesia, antara lain karena memang tersedianya buku bacaan yang tersedia yang jauh dari ideal. Idealnya 1 orang dua buku namun yang terjadi saat ini adalah 15 ribu orang hanya 1 buku sehingga hal itu harus menjadi perhatian," katanya.
Ia mengatakan dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat, pemkab melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan telah menyediakan bahan pustaka yang telah disesuaikan dengan potensi desa agar masyarakat gemar membaca sesuai dengan kebutuhannya.
"Saya berharap perpustakaan dapat dijadikan sebagai pusat informasi sehingga bisa meningkatkan fasilitas layanan masyarakat dan mampu mengikuti perkembangan teknologi," katanya.
Melalui kegiatan itu, kata dia, hal tersebut bisa menjadi sarana dalam berkoordinasi dan komunikasi untuk meningkatkan perpustakaan yang lebih baik.
"Kami mengajak seluruh komponen masyarakat di daerah setempat untuk dapat berkarya, mengembangkan diri, dan membekali diri dengan ilmu pengetahuan guna mempercepat pembangunan daerah," katanya.