REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesia memiliki banyak sekali dongeng yang berasal dari sejarah leluhur, dan cerita-cerita yang jadi bagian cerita rakyat Jawa terkenal disebut Cerita Panji. Berisikan kisah-kisah kepahlawanan dan cinta, Cerita Panji menjelma jadi harta berharga bagi bangsa.
Cerita rakyat seperti Keong Emas, Ande-Ande Lumut, dan Golek Kencana merupakan turunan dari cerita ini. Lantaran banyak cerita yang saling berbeda, tapi saling berhubungan, cerita-cerita berbagai versi ini masuk dalam satu kategori yang disebut Lingkup Panji.
Jadi, bagian sejarah yang berharga, membuat sosok Wardiman Djojonegoro, Mendikbud era BJ Habibie itu menggalang dukungan Cerita Panji masuk Ingatan Kolektif Dunia atau Memory of World (MoW) United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Wardiman sempat pula mengungkapkan, proses pengajuan naskah Cerita Panji ke UNESCO. Hal itu diungkapkan dalam Kuliah Umum Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bertajuk "Proses Pengajuan Naskah Cerita Panji sebagai MoW".
Betapa berharganya sejarah yang dimiliki Indonesia, niat awal Wardiman ingin mendaftarkan Cerita Panji ke MoW ternyata karena ingin luruskan cerita perjuangan Pangeran Diponegoro. Terutama, setelah tiga hari membaca buku setebal 900-an halaman karya Pieter Carey.
"Saat itulah saya tergugah untuk mendaftarkan Cerita Panji ke MoW," kata Wardiman di Ruang Ki Hadjar FIS UNY, Rabu (21/2) lalu.
Untuk itu, sejak 2015 ia menggalang dukungan sampai akhirnya pada 1 April 2016, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mengirimkan 76 naskah untuk dinominasikan ke MoW UNESCO. Selanjutnya, diputuskan mengajak Perpustakaan Nasional baik Asia maupun Eropa yang memiliki naskah Panji ikut nominasi.
Harapannya, nominasi bersama Perpusnas Malaysia, Kamboja, Thailand, British Library dan Universitas Leiden ini memperkuat kesempatan untuk terpilih. Ide ini pun disambuta baik, dan British Library sesuai aturan hanya mendukung dengan mengirimkan Letter of Support.
Pada Februari 2017, tiga negara ikut menandatangani nominasi. British Library mengirim dukungan dengan Letter of Support, Thailand tidak menandatangani nominasi, Indonesia kirim 76 naskah, Malaysia tujuh naskah, Kamboja satu naskah dan Leiden melampirkan 252 naskah.
Istimewanya, 252 naskah Panji yang dikirim Universitas Leiden berasal dari berbagai daerah dengan delapan bahasa lokal. Akhirnya, keputusan dari MoW UNESCO diumumkan pada Oktober 2017, dan cerita Panji resmi tercatat dalam MoW UNESCO.
"Mudah-mudahan, setelah mendengar cerita ini saudara terpanggil, bahwa mempelajari sejarah itu asyik, dan akan semakin menghargai sejarah," ujar Wardiman.