Senin 26 Feb 2018 01:02 WIB

Sekolah BM 400 Kembangkan Kepramukaan Bernuansa Islami

Kegiatan perkemahan dipadukan dengan shalat berjamaah, Tahajud dan tahfizh Quran.

Suasana Perkemahan Rabu Malam Kamis (Peraka) yang digelar oleh SMP Bakti Mulya  400.
Foto: Dok BM 400
Suasana Perkemahan Rabu Malam Kamis (Peraka) yang digelar oleh SMP Bakti Mulya 400.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang, Jakarta,  memadukan nuansa Islami dalam  kepramukaan. Hal ini terlihat saat kegiatan Perkemahan Rabu Malam Kamis (Peraka) yang digelar pada 21-22 Februari 2018.

Kegiatan tersebut diikuti 65 penggalang putra putri didampingi  dua pimpinan dan empat pembina. Perkemahan yang berlangsung di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta tersebut mencakup beragam kegiatan yang menarik.

Rombongan Peraka itu diberangkatkan dengan apel yang dipimpin Asisten Manager Bidang Kesiswaan, Aroji Waluyo. “Tujuan perkemahan ini  agar siswa memiliki kedisiplinan yang dilandasi oleh ketaatan kepada Allah SWT,” kata Aroji dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (25/2).

Ia menambahkan, “Tujuan khusus kegiatan ini adalah mempraktikkan teori kepramukaan  yang didapat selama di sekolah, meningkatkan ketrampilan tanda ketrampilan khusus (TKK), dan menguji syarat ketrampilan khusus (SKU) anggota penggalang ramu.”

Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, Masdiko Indra menjelaskan, pada hari pertama,  kegiatan terbagi menjadi beberapa kelompok untuk smapur,  kompas dan peta pita. Kegiatan yang unik pada kepramukaan ini juga memasukkan unsur-unsur keagamaan. Setiap tiba waktu untuk shalat, semua peserta dan pembina melaksanakan shalat berjamaah.

“Setelah shalat, siswa melengkapi tanda keterampilan khusus (TKK) keagamaan.  Kegiatan TKK yang dilakukan di lapangan prinsipnya merupakan pembiasaan keagamaan  di sekolah, di antaranya tahfizh Alquran, praktik doa, shalat wajib dan shalat sunah,” ujar Masdiko Indra.

Ia menambahkan, pada kegiatan malam diadakan  seremoni api unggun. Pada saat itu para penggalang dalam kelompoknya melakukan atraksi kelompok. Kegiatan api unggun dilanjutkan dengan bermuhasabah yang bertema kecintaan pada orang tua atau birrul walidain. Setelah istirahat tidur, para peserta melaksanakan shalat Tahajud.

Pada hari kedua kegiatan pramuka lebih banyak digunakan untuk menyelesaikan syarat ketrampilan khusus (SKU).  “Setelah siswa diuji dan memiliki ketrampilan  yang dipersayaratkan maka siswa dilantik menjadi anggota penggalang ramu,” tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement