REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meresmikan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Kantor KBRI Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (1/3). Melalui yayasan non-formal ini diharapkan bisa memutus mata rantai kemiskinan warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Malaysia.
Dalam peresmian PKBM ini, Mendikbud didampingi Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad, Direktur Pembelajaran Khusus dan Layanan Khusus Kemendikbud Poppy Dewi Puspitawati. Mendikbud dan rombongannya itu disambut Dubes RI untuk Malaysia Rusdi Kirana.
Dalam sambutannya, Muhadjir mengatakan Presiden Jokowi telah mengintruksikan agar memperhatikan warga Indonesia di pinggiran, termasuk yang bekerja di Malaysia. Menurut dia, dengan adanya PKBM ini, ia ingin memutus mata rantai kemiskinan di kalangan WNI.
"Kita ingin orang Indonesia yang di Malaysia yang biasa kerja kasar, generasinya tidak seperti itu," ujarnya.
Muhadjir menuturkan, PKBM KBRI Kuala Lumpur ini baru pertama kali diresmikan di luar negeri agar anak usia dini dan dewasa bisa mengenyam pendidikan paket A, B, dan paket C. "Jadi ini juga tidak boleh main-main. Kita akan kembangkan dan bisa menjadi contoh," ucapnya.
PKBM yang berkantor di KBRI ini dapat diikuti oleh masyakat Indonesia di wilayah Kuala Lumpur dan sekitarnya. Namun, bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan layanan ini di semananjung lainnya, PKBM KBRI Kuala Lumpur akan menfasilitasi pembukaan tempat kegiatan belajar sebagai cabang yang menginduk ke PKBM KBRI Kuala Lumpur.
Dubes RI untuk Malaysia Rusdi Kirana berterima kasih kepada Mendikbud yang telah memberikan suntikan dana untuk memberikan layanan pendidikan terhadap WNI di negeri jiran. Rusdi bersama Mendikbud juga berencana untuk mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mereka.
Menurut dia, masih banyak WNI yang ada di Malaysia yang tidak mengenyam pendidikan. Karena, untuk hidup di Malaysia mereka harus mengurus perut mereka, sehingga tidak sempat belajar.
"Kalau mereka dibiarkan kita akan berdosa dan bersalah. Karena hari ini kita diberikan rizki oleh Tuhan dan diberi kesempatan untuk negara untuk berbagi dengan mereka," kata bos maskapai Lion ini.