REPUBLIKA.CO.ID, MANGUPURA, BALI -- Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Bali mengajak generasi muda untuk melestarikan budaya menulis Aksara Bali diatas daun lontar melalui pelatihan penyuratan (menulis) Lontar di Aula SMPN 1 Abiansemal, Badung.
"Kegiatan ini kami harap dapat melestarikan nilai-nilai seni budaya leluhur yang teramat luhur dan sakral khususnya kepada generasi muda," ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Kabupaten Badung, Ida Bagus Anom Bhasma, di Mangupura, Badung, Bali, Selasa (6/3).
Anom Bhasma mengatakan Pemerintah Kabupaten Badung telah mengambil kebijakan untuk melestarikan adat, budaya dan agama sebagaimana visi dan misi Pemerintah Kabupaten Badung.
"Apabila kami dapat menyelamatkan budaya berarti kita telah dapat menunjukkan jatidiri dan kepribadian dalam bidang budaya yang merupakan identitas penting bangsa," ujarnya.
Anom Bhasma menjelaskan, Bali memiliki berbagai warisan budaya yang harus dilanjutkan generasi muda agar warisan budaya seperti etika, filsafat, tutur dan babad yang isinya ada di dalam Lontar, karena itu perlu dilestarikan agar tidak kehilangan jejak-jejak sejarahnya.
"Selain menggelar pelatihan penyuratan Lontar, Pemkab Badung juga melakukan digitalisasi Lontar, dengan memakai komputer sehingga dapat disimpan di flashdisk, sehingga dapat menyelamatkan Lontar yang dikhawatirkan akan rusak," katanya.
Anom Bhasma menambahkan, generasi muda di Badung juga diberikan pelatihan Bahasa Bali dengan metode dwi aksara sehingga mereka yang belum bisa membaca tulisan Bali dapat membaca keterangan tulisan latin saat mempelajari Bahasa Bali.
"Sejalan dengan program pelatihan-pelatihan ini, Pemkab Badung juga mencanangkan TK bernuansa Hindu, sehingga pelajar TK, SD, SMP dan SMA terus diajarkan bahasa Bali dan bahasa Bali yang dikhawatirkan akan punah dapat dipertahankan di Kabupaten Badung," ujarnya.