REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sarana kesenian di satuan pendidikan masih sangat minim. Tercatat, hingga awal 2018, total satuan pendidikan yang sudah terfasilitasi sarana berkesenian baru 4.300 sekolah. Angka tersebut sangatlah kecil dibandingkan dengan jumlah sekolah di Indonesia yang lebih dari 200 ribu.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan, sejak 2012 Kemendikbud telah memberi bantuan penyediaan sarana kesenian di satuan pendidikan. Namun, hingga 2018 ini, hanya 4.300 sekolah yang baru terfasilitasi.
"Masalah ini akan menjadi beban berat, jika permasalahan tersebut hanya dibebankan kepada Kemendikbud saja. Jadi pemerintah daerah saya minta untuk melibatkan diri dengan mengalokasikan anggaran untuk fasilitas ini," kata Hilmar di Golden Boutique Hotel Jakarta, Rabu (7/3).
Menurut dia, sarana dan prasarana untuk berkesenian di sekolah yang masih sangat kurang adalah kesenian tradisional. Sementara, kata dia, pendidikan dan kebudayaan idealnya memiliki sarana dan prasana kesenian memadai yang disertai tenaga kerja seni yang kompeten.
"Sarana prasana kesenian sebagai penunjang pembelajaran di sekolah, sehingga tumbuh sikap apresiasi bagi siswa terhadap kesenian tradisional," jelas dia.
Dia menegaskan, pengadaan sarana dan prasana kesenian di sekolah sebagai upaya pemerintah dalam melestarikan kesenian tradisional. Selain itu, perlindungan kekayaan budaya juga harus dimulai dari dunia pendidikan sekolah.