REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Totok Suprayitno mengatakan sekitar 10 persen soal total materi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) berupa esai. Tujuan dari penerapan soal esai tersebut untuk membiasakan peserta didik mengerjakan ujian esai, berargumentasi, dan menyampaikan alasan yang rasional atas pendapatnya.
"Untuk USBN, kami meminta guru untuk membuat soal esai atau uraian dengan porsinya sekitar 10 persen dari keseluruhan soal. Sisanya tetap pilihan ganda," ujar dia di Jakarta, Rabu (14/3).
USBN untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) akan mengujikan tiga mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Matematika. Untuk Paket A diujikan lima mata pelajaran, yaitu PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS, sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA/MA, semua mata pelajaran diujikan dalam USBN.
Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Bambang Suryadi, menjelaskan untuk pelaksanaan USBN pada tahun ini ditetapkan oleh Dinas Pendidikan daerah tersebut. "Kewenangannya berdasarkan zona kelompok kerja guru atau musyawarah guru mata pelajaran (KKG/MGMP)," kata Bambang.
Penetapan jadwal USBN, kata dia, dengan mempertimbangkan ketuntasan kurikulum, kalender akademik masing-masing satuan pendidikan, hari libur nasional/keagamaan, jadwal pelaksanaan ujian nasional, jadwal pengumuman kelulusan, serta moda pelaksanaan ujian.
Naskah soal USBN SD disusun oleh guru pada satuan pendidikan yang dikonsolidasikan di KKG. Naskah soal USBN SMP dan SMA sederajat disusun oleh satuan pendidikan yang dikonsolidasikan di MGMP. Pembuatan soal dilaksanakan di tingkat MGMP/KKG/Forum Tutor atau di satuan pendidikan.