REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komunikasi (APTIKOM) Richardus Eko Indrajit mengatakan, saat ini perpustakaan di perguruan tinggi telah mulai bertransformasi ke arah digital. Berangsur, perpustakaan pun menjadi tempat berinteraksi sosial, bekerja, dan tempat tumbuhnya inovasi baru.
"Perpustakaan di era digital memang harus segera bertransformasi. Saya lihat sekarang perpustakaan di perguruan tinggi pun mulai berangsur berjalan ke arah sana," kata Richardus pada Kamis (22/3).
Menurut Eko, transformasi perpustakaan di era digital bisa dimulai dari mobile library yang menghadirkan layanan perpustakaan berbasis mobile technology. Kemudian, hybrid library yang memadukan koleksi konvensional atau cetak dengan koleksi digital hingga model perpustakaan dalam suatu permainan atau game.
"Itulah salah satu gambaran bagaimana transformasi perpustakaan di era digital," tegas dia.
Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarief Bando mengatakan, integrasi dan sinergi antara Perpustakaan Nasional dengan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia sangat penting. Terlebih dalam proses transfer ilmu demi kemajuan bangsa.
Menurut dia, dengan integrasi dan sinergi tersebut, kompilasi jutaan koleksi Perustakaan Nasional dan perpustakaan perguruan tinggi dapat dinikmati dan di akses lebih luas lagi para pencari ilmu.
"Koleksi Perpusnas kan bersifat open access dengan cara menjadi anggota perpusnas secara daring. Setiap koleksi Perpusnas dapat diakses dan diunduh setelah menjadi anggota Perpusnas. Itu akan permudah akses kan," jelas Syarief.