REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Harapan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Purbalingga untuk memiliki tanah yang bisa dibangun sekolah, akhirnya terwujud. Beberapa waktu lalu, PGRI Purbalingga telah membeli tanah seluas 1.341 meter persegi dengan harga Rp 325 juta di Desa Tegalpingen, Kecamatan Pengadegan.
Bahkan Ketua PGRI Purbalingga, Sarjono menyebutkan, di atas tanah tersebut saat ini juga sudah berdiri bangunan SMK Yayasan Pendidikan dan Lembaga Pendidikan (YPLP) Perwira 2 Purbalingga. ''Uang untuk membeli tanah dan membangun gedung sekolah itu, seluruhnya berasal dari iuran sukarela guru anggota PGRI Purbalingga sepanjang tahun 2017,'' jelasnya, Rabu (28/3).
Meski demikian dia menyebutkan, jumlah anggota PGRI di Purbalingga berjumlah sekitar 6.352 orang. Mereka berlatar belakang guru, baik guru TK hingga sekolah menengah atas.
''Meski uang untuk membayar tanah dan membangun sekolah berasal dari iuran, tidak semua anggota PGRI membayar iuran. Hal ini karena kami tidak bisa memaksa seluruhnya untuk membayar iuran,'' katanya.
Dia juga menyebutkan, jumlah siswa SMK YPLP Perwira 2 kini sudah mencapai 260 orang dari jurusan Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Sedangkan siswanya, kebanyakan merupakan warga dari daerah sekitar lokasi sekolah.
''Keberadaan SMK YPLP 2 sangat membantu warga masyarakat di daerah Pengadegan dan sekitarnya, yang tidak memiliki kemampuan untuk menyekolahkan anaknya ke kota maupun ke SMA maupun SMK lain yang jaraknya cukup jauh,'' katanya.
Sarjono menyebutkan, seluruh penggunaan dana dari iuran para guru tersebut akan disampaikan dalam Konferensi Kerja Tahun 2018 PGRI Purbalingga, yang akan digelar di Gedung PGRI Purbalingga, Kamis (29/3). Selain penggunaan dana iuran untuk pembelian tanah dan pembangunan gedung sekolah, Sarjono menyebutkan dana iuran juga telah digunakan untuk menyelesaikan pembangunan Aula Gedung PGRI Purbalingga menghabiskan biaya Rp 780 juta.