REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pendidikan dari Eduspec Indonesia Indra Charismiadji menilai, pemerintah perlu segera menerapkan STEM atau perpaduan sains teknologi, teknik dan matematika di SMK. Sebab, di era disrupsi seperti sekarang, lulusan SMK perlu dididik sesuai kebutuhan zaman.
"Semua negara, di antaranya Amerika, Finlandia, Australia, Singapura, dan Malaysia sudah menerapkan hal itu. Kita yang belum. Jangan sampai kita selalu menjadi bangsa yang ketinggalan," kata Indra kepada Republika, Kamis (29/3).
Menurut Indra, STEM atau computer science dinilai cukup efektif untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan abad ke-21. Tak hanya sebatas memberikan teori-teori akademik, sistem ini juga memacu siswa menumbuhkan jiwa kreatif dan kolaboratif.
Dia menerangkan, ada berbagai macam bentuk penerapan computer science di sekolah. Di Amerika, kata dia, STEM diberikan kepada siswa kelas I SD hingga XII SMA, melalui mata pelajaran khusus. Sementara di Finlandia, STEM tak dimasukkan dalam mata pelajaran, akan tetapi siswa wajib mengaksesnya secara mandiri dalam bentuk e-learning.
"Jadi anak-anak dibawa untuk menciptakan aplikasi sendiri. Tiap anak itu kreatif menciptakan miliknya masing-masing. Misalnya kalau ada 30 anak, akan ada 30 aplikasi," kata dia.
Indra menambahkan, sebenarnya STEM bukan hal baru di Indonesia. Bibit sistem ini sudah diterapkan oleh Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan. Hanya saja STEM di sekolah dasar bentuknya pedagogis.
Karena itu dia meminta pemerintah mulai berani menerapkan sistem pembelajaran yang berdasar STEM di berbagai jenjang sekolah, khususnya SMK Sehingga, ke depan lulusan SMK benar-benar bisa diserap oleh industri.