REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyesalkan, jika nilai Ujian Nasional tidak termasuk salah satu syarat seleksi masuk perguruan tinggi. Padahal dengan sistem yang kini telah berjalan, menurutnya nilai UN layak menjadi bahan pertimbangan siswa untuk diterima di suatu lembaga atau institusi.
"Tidak ada lagi alasan untuk tidak menggunakan hasil UN ini. Saya kira kalau ada lembaga yang mengabaikan kerja keras siswa-siswi yang telah menunjukkan tingkat kejujurannya yang tidak diragukan lagi ini, ini adalah suatu pelecehan," kata Muhadjir saat meninjau pelaksanaan Ujian Nasional BerbasisKomputer (UNBK) di SMKN 27 Jakarta, Senin (2/4).
Muhadjir menilai, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dari tahun ke tahun semakin kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga ia meminta agar semua pihak tidak lagi menyepelekan nilai UN yang menjadi hasiljerih payahpara siswa dan siswi.
"Target kita ya agar pelaksanaan UN kita semakin bisa dipertanggungjawabkan tingkat kejujurannya, standarnya dan saya rasa perkembangannya pun semakin baik," ujar Muhadjir.
Untuk diketahui, selama ini nilai UN dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tidak menjadi salah satu pertimbangan pada penerimaan mahasiswa jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Jalur SNMPTN hanya mengacu pada hasil penelusuran prestasi dan portofolio akademik siswayang bersumber dari Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) saja.
"Kami sepakat untuk tidak bergantung pada nilai USBN dan UNuntuk jalur SNMPTN. Tapi USBN dan UNboleh dipakai untuk ujian mandiri," ujar Ketua Panitia SNMPTN dan SBMPTN 2018 Ravik Karsidi beberapa waktu lalu.