REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy mengatakan, penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada hari pertama berjalan lancar. Sampai saat ini Muhadjir mengaku belum menerima laporan adanya kendala pelaksanaan UNBK tersebut.
"Alhamdulillah sampai saat ini belum ada laporan yang kurang menggembirakan, semuanya sangat menggembirakan," ujar Muhadjir ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Senin (2/4).
Muhadjir mengatakan, pelaksanaan UNBK di hari pertama sudah sesuai dengan prosedur. Diantaranya ada pertukaran pengawas dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Kemudian, terdapat ketentuan bahwa selama ujian berlangsung tidak boleh ada orang lain yang masuk ke dalam ruangan termasuk menteri.
"Tadi saya berkunjung ke dua SMK di Jakarta, dan saya mematuhi aturan itu (tidak masuk ke dalam ruangan ujian) sehingga hanya menengok dari luar saja," kata Muhadjir.
Muhadjir menambahkan, secara teknis fasilitas pendukung untuk pelaksanaan UNBK, seperti jaringan internet dan listrik tidak mengalami gangguan. Muhadjir mengatakan, jaringan internet sudah sangat baik dan ada keseriusan dari pihak-pihak operator untuk mendukung kelancaran ujian nasional tersebut.
Sementara itu, PT PLN (Persero) juga mendukung kelancaran pasokan listrik ke daerah-daerah. Bahkan PLN turut menyediakan cadangan listrik berupa genset untuk daerah yang mengalami pemadaman listrik secara bergilir.
Terkait dengan pengawasan melalui CCTV, Muhadjir berpendapat, hal ini merupakan penunjang bagi pengawasan. Menurutnya, standar pengawasan untuk ujian nasional yakni tetap harus ada guru pengawas di dalam ruangan.
Di sisi lain, Muhadjir mengatakan, ada beberapa daerah yang mengajukan penundaan pelaksanaan UNBK karena berkaitan dengan hari raya paskah. Namun dia tidak menyebutkan secara rinci daerah mana saja yang mengalami penundaan. Muhadjir menjelaskan, pemerintah tidak mempermasalahkan adanya permintaan penundaan UNBK tersebut. Sebab, ujian nasional dengan sistem UNBK ini sangat mudah dikelola oleh masing-masing sekolah.
"Dengan UNBK ini maka sangat mudah dikelola, karena soal sudah tersedia dan baru bisa dibuka oleh yang bersangkutan sendiri beberapa menit sebelum ujian dan masing-masing punya noken, kemudian waktunya juga bisa dibikin shift, sehingga kalau ada sekolah yang minta ditunda karena alasan yang bisa diterima, itu bisa kita susulkan nanti," kata Muhadjir.
Sebanyak 1.485.302 siswa dari 13.054 SMK mengikuti UN yang diselenggarakan mulai 2 April hingga 5 April. Dari jumlah tersebut, sebanyak 12.495 SMK atau 1.459.062 siswa melaksanakan UNBK dan sisanya Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP).
UN untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat pada 9 hingga 12 April 2018 dan sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat pada 23 hingga 26 April 2018. Sementara, UN susulan untuk SMK dan SMA sederajat akan diselenggarakan pada 17 hingga 18 April 2018 dan untuk SMP sederajat pada 8 hingga 9 Mei 2018.