REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Sebanyak 28 sekolah di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, siap menggelar ujian nasional pekan depan, termasuk lima sekolah yang ujiannya masih menggunakan kertas dan pensil.
"Semua persiapan sudah dilakukan, termasuk di sekolah yang akan menggunakan kertas dan pensil. Mudah-mudahan semua berjalan lancar," kata Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Bima Ekawardhana di Sampit, Sabtu (7/4).
Ujian nasional tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat akan digelar 9 hingga 12 April atau pekan depan. Persiapan sudah dilakukan sejak jauh hari agar pelaksanaannya berjalan lancar dan sukses.
Ada 23 sekolah yang melaksanakan ujian nasional dengan sisten UNBK atau ujian nasional berbasis komputer, yakni terdiri atas 22 SMA dan satu Madrasah Aliyah (MA). Selain itu, ada lima MA yang melaksanakan ujian nasional menggunakan kertas dan pensil atau UNKP.
Total peserta dari SMA dan MA yang mengikuti ujian nasional tahun ini sebanyak 2.862 siswa. Mereka merupakan siswa di sekolah yang tersebar di 17 kecamatan.
Masih adanya sekolah yang belum bisa melaksanakan ujian nasional berbasis komputer karena masalah teknis. Namun, Bima berharap nantinya seluruh SMA dan MA di Kotawaringin Timur melaksanakan ujian nasional berbasis komputer.
Menurut Bima, banyak kelebihan ujian nasional berbasis komputer, yakni pelaksanaan lebih efektif, murah, praktis, siswa memiliki lebih banyak waktu menjawab soal dan tingkat potensi kebocoran soal ujian sangat kecil. "Ujian nasional berbasis komputer sangat membantu dan memberi kemudahan bagi siswa. Mereka bisa lebih fokus menjawab soal tanpa harus ribet masalah teknis pengisian jawaban," kata Bima.
Ujian nasional berbasis komputer tingkat SMK sudah dilaksanakan pada 2 hingga 5 April lalu dan berjalan lancar. Sebanyak 2.189 siswa SMK yang terdaftar sebagai peserta ujian nasional yang tersebar di 24 sekolah di Kotawaringin Timur.
Untuk mengantisipasi gangguan teknis seperti listrik padam seperti saat ujian nasional tingkat SMK, setiap sekolah yang menggelar ujian nasional berbasis komputer menyiapkan genset. Selain itu, Dinas Pendidikan juga sudah meminta bantuan PT PLN dan PT Telkom mengirim karyawan mereka membantu saat pelaksanaan ujian nasional di sekolah.