REPUBLIKA.CO.ID, NGAMPRAH -- Belasan siswa SMA Negeri 1 Rongga, Kabupaten Bandung Barat yang hendak mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Senin (9/4) harus lebih awal datang ke sekolah, Ahad (8/4) sore ini. Mereka melakukan itu karena jarak rumah menuju sekolah relatif jauh.
Sehingga, pilihannya siswa peserta ujian terpaksa menginap di sekolah agar tidak terlambat mengikuti ujian. Kepala Sekolah SMA 1 Negeri Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Dedi Suanda mengungkapkan bagi siswa yang tinggalnya jauh dari sekolah difasilitasi agar menginap di sekolah. Itu dilakukan supaya mereka tidak terlambat mengikuti UNBK SMA.
"Ada belasan anak peserta ujian yang rumahnya jauh terpaksa menginap di sekolah. Jarak tempuh menuju sekolah dari rumah mereka bisa mencapai dua jam bahkan lebih," ujarnya saat dihubungi via sambungan telepon, Ahad (8/4).
Ia menuturkan, sejak Sabtu (7/4) kemarin, anak-anak yang jauh rumahnya sudah menginap di sekolah. Namun, saat ini mereka tengah kembali ke rumah masing-masing dan diperkirakan Ahad sore sudah kembali ke sekolah.
"Sebagian anak-anak yang jauh rumahnya dan belum punya motor biasa jalan ke sekolah. Kalau hujan dan jalanan licin tidak bisa pakai motor juga. Jadi sudah biasa nginep di sekolah karena jauh rumahnya," katanya.
Menurutnya, siswa yang menginap di sekolah juga diberikan materi pelajaran seperti seusai Magrib ada pengajian dan setelah Subuh didampingi ustaz. Kemudian, sekolah memberikan makan kepada para siswa peserta UNBK tingkat SMA itu.
Baca: Jelang UNBK, Siswa Daerah Terpencil Ini Nginap di Takengon
Dia mengatakan siswa menginap di sekolah sudah berlangsung sejak Juli 2017 lalu. Mereka katanya sudah biasa menginap di sekolah lantaran jarak rumah menuju sekolah relatif jauh. Termasuk saat proses kegiatan belajar mengajar biasa.
"Total siswa SMA yang menginap ada 40 orang. Tapi kalau kelas 12 yang ikut UNBK dan menginap sekitar 10 orang," katanya.
Dia mengatakan sejauh ini para siswa merasa nyaman dan tidak mempermasalahkan soal menginap di sekolah. "Kondisi begini, mereka enjoy. Saya melihat anak-anak senang," katanya.
Dedi berharap program menginap di sekolah bisa berlanjut apalagi pemerintah provinsi Jawa Barat memberikan bantuan bagi mereka yang menginap di sekolah. Namun, ia mengaku belum mengetahui nilai bantuan tersebut. "Sejauh ini, alhamdulillah lancar lancar saja termasuk anak-anak yang menginap di sekolah," katanya.
Dedi mengatakan, anak-anak tersebut tidak merasa menjadi kendala dan malah mereka senang menginap di sekolah. Menurutnya, saat ini total komputer yang akan digunakan UNBK untuk dua ruangan mencapai 45 unit. Dengan peserta 108 orang ditambah 26 orang dari sekolah lain. "Komputer cukup untuk dua ruangan yang akan dibagi tiga sesi," ungkapnya.