REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta, Jabar, melansir 25 madrasah aliyah (MA) yang ada di wilayah ini mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Ini merupakan kali pertama UNBK diikuti pelajar madrasah. Sebelumnya, ujian masih berbasis manual.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta, Tedi Ahmad Junaedi, mengatakan, UNBK untuk madrasah ini merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan. Karena itu Kemenag mengantisipasi banyak hal. Salah satunya mengenai ketersediaan suplai listrik serta jaringan internet.
"Karena ini yang pertama kalinya, maka pengawasannya juga ditingkatkan. Kami terus monitoring. Sebab, khawatir listrik padam atau jaringan internetnya lemot," ujar Tedi, kepada Republika.co.id, Senin (9/4).
Tedi menyebutkan, jumlah peserta UNBK pelajar madrasah sebanyak 1.678 siswa. Mereka merupakan pelajar dari 25 madrasah aliyah negeri dan swasta. Adapun madrasah yang paling jauh berada di Kecamatan Maniis.
Meski demikian, Kemenag tetap optimistis ribuan pelajar ini bisa mengikuti UNBK tanpa kendala. Termasuk, pelajar di MA yang terjauh sekalipun.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Purwakarta, Encah Komariah, mengatakan, ada 4.532 pelajar SMA yang mengikuti UNBK. Ribuan para pelajar itu tercatat sebagai siswa di 22 SMA. Diantaranya 17 SMA negeri, sisanya merupakan sekolah swasta.
"Pada hari pertama ini belum ada kendala. Tetapi, UNBK tahun ini merupakan yang pertama kalinya seluruh SMA menyelenggarakan ujian berbasis komputer," ujar Encah.
Encah mengaku, jika ada kendala listrik padam, bisa diantisipasi dengan genset. Sebab seluruh SMA sudah memasang mesin tersebut. Namun ia menyebutkan ketersediaan jumlah komputer belum berbanding lurus dengan jumlah peserta.
"Solusinya, UNBK SMA dibagi dua sesi. Namun, SMAN Tegalwaru UNBK-nya dibagi tiga sesi. Sebab, komputer yang tersedia cuma 90 unit,. Kalau sekolah yang lain, jumlah komputernya lebih 150 unit" ujar Encah.