REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul dan Pemda DIY mengklaim proses Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMA pada hari pertama berlangsung lancar. Tidak ada kendala berarti dan hanya ada satu peserta ujian yang tidak ikut karena sakit.
Kepala SMA Negeri 1 Sewon, Marsudiyana mengatakan, salah satu tidak ikut ujian karena sakit cacar."Siswa itu izin sakit cacar dan terpaksa harus mengikuti ujian susulan pada pekan depan," kata Marsudiyana, Senin (9/4).
Menurutnya, siswa yang sakit cacar tersebut tidak bisa ikut ujian karena dikhawatirkan tidak fokus dalam mengerjakan soal ujian. Selain itu juga dikhawatirkan penyakitnya akan menular kepada peserta ujian lainnya.
Total peserta UNBK 2018 SMA Negeri 1 Sewon adalah sebanyak 279 siswa. Dari jumlah tersebut, empat peserta di antaranya adalah penyandang difabel tuna rungu, tuna netra, dan low vision. Untuk peserta tuna netra dan low vision menjalani ujian berbasis kertas atau paper based di ruang khusus. Sementara tuna rungu tetap ujian berbasis komputer bersama peserta lainnya dengan fasilitas pengawas khusus.
Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Suhirman mengatakan sejauh ini belum mendapat laporan adanya kendala dalam proses UNBK hari pertama, kecuali satu siswa yang sakit cacar dan harus menunda ujian pada pekan depan. Ia pun menyatakan semua siswa diusahakan mengikuti proses ujian di sekolah, sehingga tidak ada yang mengerjakan soal di rumah, termasuk penyandang difabel.
"Sekolah harus menyediakan semua fasilitas ujian bagi siswa karena itu kewajiban pemerintah. Jangan sampai ujian di rumah," kata Suhirman. Oleh karena itu, ia punsudah menyediakan pengawas khusus penyandang difabel.
Menurutnya, total peserta UNBK SMA di Bantul tahun ini adalah sebanyak 4.487 orang dan untuk peserta dari MA adalah sebanyak 1.472 orang.