REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyebut banyak keluhan atas sukarnya soal matematika pada hari kedua hingga keempat pelaksanaan Ujian nasional Bebasis Komputer (UNBK) SMA 2017/2018.
"Di hari kedua sampai keempat UNBK SMA ada sejumlah laporan keluhan terhadap soal matematika yang dirasakan sangat sukar oleh siswa," kata Wasekjen FSGI Satriwan Salim dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (12/4).
Satriawan menjelaskan berdasarkan sejumlah keluhan yang diterima, soal matematika di UNBK 2018 jauh berbeda dari soal uji coba yang dipelajari siswa. Ia berujar, keluhan tak hanya datang dari siswa di daerah, tetapi juga Jakarta yang mengeluhkan bentuk soal yang dibuat pemerintah (BSNP).
Puluhan Siswa SMA di Jember Mundur tidak Ikut UNBK
Satriawan menyebut keluhan dan laporan terhadap sulitnya soal matematika itu juga disampaikan siswa di laman komentar akun resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di media sosial Instagram. Keluhan para siswa tersebut telah tersebar di Twitter dan Facebook.
Pengurus SEGI Jakarta Slamet Maryanto menjabarkan sejumlah keluhan terhadap soal matematika. Pertama, jumlah dan cakupan materi tidak sesuai kisi-kisi. Kedua, soal tidak sesuai dengan cakupan materi di simulasi UN dan uji coba UN.
Ketiga, soal tidak sesuai kaidah penyusunan soal yang baik (pilihan jawaban diurutkan dari kecil ke besar atau sebaliknya). Keempat, soal trigonometri banyak keluar enam soal. Padahal di kisi-kisi hanya dua soal. Kelima, soal isian singkat banyak soal yang tidak sama jumlahnya, ada yang empat, ada yang lima, ada yang tiga.