REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tidak merugikan siswa sekolah karena soal-soal ujian yang sulit.
"Tidak ada. Merugikan apa? Kalau ujian itu sulit, ya itu pasti. Namanya ujian kok gampang? Ya kalau (gampang) itu tidak ada ujian. Tidak ada yang rugi. Kok tahu rugi, apanya yang rugi? Tidak ada," kata Muhadjir usai meresmikan pengurus baru Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS) di Jakarta, Selasa (17/4).
Pelaksanaan UNBK tingkat sekolah menengah atas (SMA) mendapatkan keluhan dari sejumlah siswa karena soal-soalnya dianggap terlalu sulit dan tidak sesuai dengan kisi-kisi yang disampaikan dalam pelajaran di sekolah.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai Kemendikbud telah melakukan pelanggaran hak anak karena soal ujian yang diberikan terlampau sulit dan tidak bisa dikerjakan.
"Menguji anak-anak dengan soal yang materi dan jenis soalnya tidak pernah diajarkan adalah penyalahgunaan dalam pendidikan, tepatnya dalam evaluasi," ujar Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti di Jakarta, Selasa (17/4).
Sebelumnya, Muhadjir mengatakan secara keseluruhan, masalah yang biasa terjadi selama ujian nasional adalah terkait gangguan listrik dan persoalan ketersambungan jaringan selama ujian berlangsung.
"Pertama itu masalah listrik, yang kedua masalah jaringan. Dan sekarang ini sudah kami minimalisir efek negatif dari faktor-faktor itu. Sudah kami hitung kemungkinan-kemungkinan (masalah) itu akan terjadi," tutur Muhadjir.
Baca juga, Sulitnya Soal UNBK, Murid Ada yang Menangis Bahkan Pingsan.
Terkait soal yang dikeluhkan oleh siswa, Muhadjir mengatakan bahwa tidak hanya matematika yang tingkatan soalnya dipersulit dalam UNBK tahun ini.
"Sebetulnya bukan hanya matematika, saya kira semua soal untuk UN tahun ini kita tingkatkan tingkat kesulitannya. Kita mulai menerapkan standar internasional baik itu untuk matematika, literasi maupun untuk IPA," jelasnya.
Peningkatan standar yang dimaksud Muhadjir adalah penerapan metode higher order thinking skill atau disebut HOTS, dengan mendorong siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis.