REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan untuk membatalkan penayangan film Dilan saat puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei mendatang. Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berencana menggelar nonton bareng Dilan dan Yowis Ben saat puncak Hardiknas.
Kepala Pusat Pengembangan Film Kemendikbud Maman Wijaya, mengatakan pembatalan film Dilan diputuskan setelah mendengar aspirasi dari masyarakat. Dia mengatakan, film Dilan maupun Tan Malaka tidak termasuk dalam film yang dikurasi. Namun, pihaknya memberikan kebebasan kepada pihak panitia penyelenggara di masing-masing daerah apabila ingin menayangkannya.
"Film Dilan tidak jadi diputar dan kami ganti dengan film Kartini karena banyaknya kritikan via sosial media. Di beberapa daerah, memang ada yang menayangkan film Dilan. Memang itu belum melalui kurasi dari kami, tapi ada beberapa permintaan dari beberapa undangan dan mitra. Tapi khusus untuk Dilan kami batalkan," kata Maman, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (23/4).
Karena bertepatan dengan memperingati Hari Kartini, ia mengatakan pemerintah memutuskan untuk memutar film Kartini pada 2 Mei nanti. Sementara itu, ia mengatakan Yowis Ben tetap akan diputar pada puncak Hardiknas nanti di Jakarta. Menurutnya, Yowis Ben dipilih karena memiliki unsur kedaerahan dan muatan lokal, serta mengangkat bahasa daerah Malang.
Maman mengatakan, ada sekitar 23 film yang telah dikurasi dan pemerintah kirim ke 34 provinsi di Indonesia. Namun, menurutnya, hanya ada 16 film yang dipilih oleh rekan-rekan dari daerah.
"Film-film tersebut diputar di 34 provinsi dari 21-27 April, dan puncaknya pada saat peringatan Hardiknas pada 2 Mei, kami memutar film Kartini dan Yowis Ben di Jakarta. Kami melakukan kurasi terhadap 16 judul film dari sejumlah film yang ada," lanjutnya.
Maman mengatakan, pemutaran film dilakukan di sejumlah lokasi di masing-masing ibu kota provinsi. Menurutnya, film yang diputar merupakan film yang memiliki nilai-nilai pendidikan karakter. Terdapat setidaknya lima nilai pendidikan karakter yang termuat dalam film tersebut yakni integritas, cinta Tanah Air, kemandirian, gotong royong, dan religius.
Film-film yang diputar tersebut di antaranya Ada Surga di Rumahmu, Air Mata Terakhir Bunda, Ambilkan Bulan, Atambua 39, Ayat-ayat Adinda, Bulan Di Atas Kuburan, Cahaya Dari Timur, Cinta dari Wamena, Demi Ucok, Kau dan Aku Cinta Indonesia, Keumala, Mencari Hilal, Aisyah, dan lainnya.
"Nilai yang terkandung di dalamnya yakni unsur pendidikan karakter dan kedaerahan," tambahnya.
Ia menambahkan, sebagian besar film tersebut sudah pihaknya sewa hak tayangnya selama tiga tahun. Termasuk film yang baru. Namun, menurutnya, film Yowis Ben memang masih film yang pihaknya bayar secara komersil.