Rabu 25 Apr 2018 18:58 WIB

KPAI: Permasalahan Server Berdampak pada Psikologis Siswa

Kemunduran waktu ujian membuat anak-anak stres dan kelelahan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ilustrasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permasalahan server dalam pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMP disoroti banyak pihak, salah satunya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI menyebut, masalah server dalam pelaksanaan ujian telah berdampak pada psikologis peserta ujian.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, meski tidak membuka posko pengaduan di berbagai tempat, hingga saat ini KPAI mendapatkan empat pengaduan. Pengaduan tersebut terdiri dari dua dari orangtua siswa, dan dua dari siswa. 

Semuanya, kata Retno, menyampaikan protesnya terkait dampak psikologis anak-anak yang cemas karena kemunduran waktu ujian yang sangat lama. "Jadi apa yang dipelajari semalam hilang karena anak stres dan kelelahan, sehingga dikhawatirkan hasil UNBK nya rendah dan berpotensi terhambat diterima saat mendaftar di sekolah pilihan si anak," kata Retno melalui siaran tertulis di Jakarta, Rabu (25/4).

Retno pun mengkritisi penjelasan beberapa pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengenai persoalan server karena kelebihan beban atau over load. Menurut dia, jika sebelumnya pemerintah telah melakukan antisipasi secara matang maka permasalahan teknis seperti halnya server tidak akan terjadi.

“Kalau sudah tahu peserta UNBK melonjak drastis, mengapa Kemdikbud tidak mengantisipasi dari awal, sehingga server anjlok mestinya tidak terjadi," kata Retno.

Retno mengatakan KPAI akan selalu mendukung upaya-upaya pemerintah dalameningkatkan kualitas pendidikan, termasuk ujian nasional. Namun, upaya-upaya tersebut harus memiliki perspektif anak. 

Dia mengatakan potensi dampak psikologis anak harus menjadi pertimbangan dalam membuat kebijakan. "Kemendikbud harusnya cara kerjanya preventif bukan reaktif,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, kendala yang dialami sejumlah sekolah di beberapa wilayah disebabkan karena kelebihan kapasitas. Menurut Muhadjir, tahun ini terjadi lonjakan peserta UNBK.

Tahun ini, jumlah peserta UNBK SMP mencapai empat juta. "Kapasitasnya sangat over load karena tahun ini terjadi lonjakan peserta UN. Sangat drastis jumlah SMP yang ikut dibanding tahun lalu sehingga kapasitasnya tidak memadai yang di luar perkiraan kita," kata Mendikbud.

Kendati demikian, Muhadjir mengatakan, kendala gangguan server yang dialami sejumlah SMP pada pelaksanan UNBK hari pertama tersebut hanya berlangsung selama tidak lebih dari 30 menit. Gangguan itu langsung ditangani sehingga pelaksanaan UNBK sudah dapat dilaksanakan dengan baik.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement