Ahad 29 Apr 2018 12:12 WIB

Federasi Serikat Guru Minta Soal HOTS Diajarkan Merata

Sarana pendidikan diminta merata seluruh Indonesia.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nur Aini
Peserta mengerjakan soal bahasa Indonesia dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Kejar Paket C di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (27/4).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Peserta mengerjakan soal bahasa Indonesia dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Kejar Paket C di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menegaskan, agar soal dengan daya nalar tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) terlebih dulu diajarkan dan diperkenalkan secara merata kepada seluruh siswa di Indonesia. Hal itu sebagai respons atas rencana penambahan jumlah soal HOTS pada pelaksanaan UN tahun depan.

"Yang harus disiapkan pembelajaran HOTS secara merata di dalam kelas terlebih dulu," kata Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo kepada Republika.co.id, Ahad (29/4).

Dia mengatakan, belum meratanya pengenalan dan pelatihan HOTS kepada guru oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga menimbulkan masalah baru. Sebab, keinginan pemerintah untuk menerapkan soal HOTS seolah berbanding terbalik dengan upaya pemerataan pendidikan yang dilakukan.

"Jadi sebelum ditambah soal HOTS, ya teknik mengajar HOTS harus disampaikan dulu kepada guru. Agar nanti guru bisa ajarkan siswanya mulai dari kata-kata operasional dalam materi ajar pada buku berkontens HOTS dan lainnya," kata Heru.

Ujian Nasional, kata Heru, adalah ujian yang diselenggarakan serentak oleh semua siswa di Sabang hingga Merauke. Karena itu seharusnya pemerintah mesti bijak dalam penerapan soal HOTS. Sebelum kualitas pendidikan, kata dia, masalah sarana prasana yang menjadi pendukung utama proses belajar mengajar saja belum merata.

"HOTS silakan, tapi sarana pembelajarannya yang mendukung itu apakah sudah merata disemua sekolah atau belum?" ungkap Heru.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan, tahun depan porsi soal-soal yang bernalar tinggi akan lebih banyak diajarkan maupun diujikan. Hal itu merupakan bagian dari wacana menyiapkan siswa yang nantinya akan menjadi penghuni abad 21.

"Ada 4C itu kan critical thinking, creativity, kemampuan berkomunikasi (communication) dan colaboration, untuk Indonesia ada tambahan satu confidence. Sistem pendidikan kita kurang memberikan peluang cukup untuk anak-anak punya kepercayaan diri tinggi," ujar Muhadjir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement