Kamis 03 May 2018 00:33 WIB

Masalah Ekonomi Jadi Penghambat Anak tak Sekolah

Rata-rata lama sekolah masyarakat kabupaten Bandung hanya SMP

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
SMP di Bandung / Ilustrasi
Foto: Mahmud Muhyidin
SMP di Bandung / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  MARGAHAYU -- Bupati Bandung, Dadang M Nasser mengakui jika rata-rata lama sekolah masyarakat di Kabupaten Bandung hanya sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Meski biaya pendidikan sudah gratis namun permasalahan lainnya muncul seperti biaya transportasi anak dari jarak rumah yang jauh ke sekolah dianggap memberatkan.

"Biaya yang mahal di transportasi dan biaya hidup anak. Karakter wilayah di Kabupaten Bandung memiliki jarak yang jauh termasuk dari rumah ke sekolah," ujarnya kepada wartawan saat peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Rabu (2/5).

Ia menuturkan, anak yang bertempat tinggal di lokasi yang jauh dengan sekolah harus berangkat menggunakan ojek dengan biaya yang tidak sedikit. "Dari SMP ke SMA itu jauh, ojeknya aja 20 ribu satu balik," ungkapnya.

Menurutnya, pihaknya mendorong agar di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dibangun asrama. Sehingga siswa yang berasal dari jauh bisa menginap di sekolah. Namun saat ini pengelolaan SMA sudah ditangani SMK sehingga pihaknya kesulitan untuk menyusun anggaran membangun asrama.

Ia mengatakan masalah biaya (ekonomi) tersebut menjadi hambatan pendidikan. Selain faktor lainnya yaitu keengganan siswa untuk sekolah atau lingkungannya yang mendorong sikap tersebut.

Dirinya menambahkan momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) harus dijadikan sarana evaluasi untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Apalagi saat ini tantangan global harus dihadapi dengan pendidikan karakter.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Juhana mengatakan pihaknya akan terus menyisir anak-anak yang terpaksa harus putus sekolah. Dirinya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk memberitahukan jika ada anak yang putus sekolah.

"Tolong informasikan kepada kita jika menemukan ada anak diusia sekolah tidak sekolah. Kita akan fasilitasi agar bisa sekolah kembali," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement