REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Workshop Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) menjadi acara unggulan pada Festival Pendidikan Sinar Mas Land 2018 yang berlangsung Ocean Park, BSD City, Tangerang Selatan, Kamis (3/5). Workshop tersebut diikuti para kepala sekolah di wilayah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan yang sekolahnya telah mengimplementasikan gerakan tersebut.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, memuji GSM sebagai gerakan akar rumput yang semakin memperkaya khazanah sistem pendidikan di Indonesia. Ia pun berharap GSM semakin menyebar luas karena diakuinya sebagai gerakan yang bagus yang digagas salah satu putra terbaik bangsa.
Ia sepakat bahwa harus ada perbaikan pada sistem pendidikan di Indonesia. "Selama ini, sebagai contoh, jika ada ujian kenaikan kelas 3 maka yang ditanya adalah pelajaran kelas 1. Akibatnya, anak-anak didorong untuk menghafal. Padahal seharusnya pemikiran anak-anak kita jangan ditarik ke belakang, namun didorong jauh ke depan," ujar Benyamin saat memberikan sambutan pada acara tersebut.
GSM, kata dia, juga akan berkontribusi pada semakin baiknya pengambilan keputusan anak-anak bangsa. Selama ini, banyak terjadi kesalahan pengambilan keputusan yang mengakibatkan hal-hal buruk hingga kematian. Contoh terbaru adalah banyaknya korban tewas akibat meminum miras oplosan. "Semoga gerakan ini semakin luas dan acara seperti ini bisa diadakan setiap tahun," kata Benyamin.
Sementara itu, Penjabat Bupati Tangerang, Komarudin, juga menganggap GSM sebagai gerakan yang istimewa. Menurut dia, maju-mundurnya sebuah bangsa sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan. "Jika pendidikan tak menyenangkan maka peradaban kita tak akan berkembang," kata Komarudin.
Pendiri GSM, Muhammad Nur Rizal, menyadari misi GSM tidak akan berarti jika pihaknya hanya berjalan sendirian dalam membangun perubahan. Oleh karena itu ia berharap hadirnya Sinar Mas Land serta jajaran pemerintah Kabupaten Tangerang dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan mampu menyebarluaskan gerakan ini.
"Mudah-mudahan ini menjadi bukti bahwa trisentra pendidikan yang dibangun Ki Hadjar Dewantara masih hadir, yakni kolaborasi antara para pejabat, pengusaha, dan komunitas sosial, yakni guru-guru dan kepala sekolah, untuk membangun pendidikan yang memanusiakan anak-anak kita," kata Rizal.