Kamis 03 May 2018 15:16 WIB

SMA BBI Gelar Seminar Pendidikan dan Resmikan BI Corner

Di Bogor, hanya dua SMA yang terpilih mendapatkan bantuan Bank Indonesia Corner.

Alumni SMA Bosowa Bina Insani, Saad Maulana menjadi nara sumber seminar pendidikan di almamaternya, Jumat (27/4).
Foto: Dok SBBI
Alumni SMA Bosowa Bina Insani, Saad Maulana menjadi nara sumber seminar pendidikan di almamaternya, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – SMA Bosowa Bina Insani (BBI) dan Parents Association Bosowa Bina Insani (PABBI) SMA BBI menggelar seminar pendidikan dan meresmikan BI Corner. Kegiatan tersebut diadakan di kampus SMA BBI Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/4).

Seminar pendidikan itu mengusung tema “Kondisi Perekonomian Indonesia dan Upaya Pelajar SMA Menyikapinya”. Nara sumbernya adalah Saad Maulana yang merupakan salah seorang alumni SMA BBI dan kini berprofesi sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Jakarta.

Sementara itu, BI Corner adalah perpustakaan mini yang merupakan sumbangan dari Bank Indonesia  melalui Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI).

Wakil dari Yayasan Bosowa Bina Insani (YBBI) – yang menaungi SMA BBI – Haposan Andy menyambut baik penyelenggaraan seminar pendidikan dan peluncuran sekaligus peresmian BI Corner tersebut. Menurutnya, salah satu kunci sukses orang-orang hebat adalah selalu berupaya mengikuti perkembangan yang ada dan rajin membaca.

“Diharapkan seminar ini membuka wawasan para siswa SMA Bosowa Bina Insani terhadap perkembangan nasional maupun global, khususnya di bidang ekonomi. Keberadaan BI Corner tentunya kita harapkan mendorong minat baca siswa akan berbagai macam pengetahuan yang sangat bermanfaat buat hari ini dan di masa depan,” kata Haposan Andy melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (2/5).

Dalam kesempatan tersebut, Saad yang pernah mengambil S2 di Inggris mengajak para siswa SMA BBI untuk membuka mata terhadap perkembangan dunia global saat ini. Ia menyebut Nike sebagai merek sepatu olahraga terbesar di dunia dan Cadbury sebagai salah satu pabrikan coklat terbesar di dunia.

“Merek Nike punya Amerika, tapi tidak ada satu pun pabriknya di Amerika. Pabriknya tersebar di beberapa negara, termasuk Indonesia dan Vietnam. Merek Cadbury punya Inggris, padahal di Inggris tidak ada perkebunan coklat. Coklat yang mereka olah terutama berasal dari Ghana, dan juga Indonesia. Inilah salah satu fenomena globalisasi,” tutur Saad.

Contoh lain, klub sepakbola terkemuka Inggris, Chelsea dimiliki oleh Roman Abrahamovich, seorang berkebangsaan Rusia. “Semua orang bisa melakukan apapun dann lintas negara di era globalisasi ini,” ujarnya.

Saad lalu memberikan tips cara menghadapi era globalisasi. “Pertama, kita harus terus berupaya untuk berkembang di segala bidang, antara lain dalam bidang pendidikan dan bahasa asing. Kita harus terus meningkatkan pendidikan dan penguasaan bahasa asing kita,” paparnya.

Kedua, terkait sikap (attitude).  “Kita harus mengubah sikap yang tadinya negatif menjadi positif. Salah satu kuncinya adalah banyak membaca,” tegasnya.

Ketiga, motivasi.  “Motivasi itu sangat penting.  Seseorang bisa mencapai keinginannya dengan motivasi terbesar, biarpun dia harus menghadapi tantangan besar dalam hidupnya. Mimpi itu harus terus diperjuangkan,” tegasnya.

Keempat, adaptive. “Untuk bisa adaptive, kita harus rendah hati di hadapan manusia dan selalu bersyukur kepada Allah,” tuturnya.

Tips kelima adalah inovatif. “Kita harus menjadi manusia yang inovatif, agar dapat merengkuh sukses, termasuk dalam menghadapi era globalisasi saat ini,” papar Saad Maulana.

photo
Peresmian perpustakaan mini BI Corner di SMA Bosowa Bina Insani.

BI Corner

Wakil dari Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) Muhammad Nguzer bersama Kepala SMA Bosowa Bina Insani Dedi Supriyadi dalam kesempatan tersebut memotong pita tanda diresmikannya BI Corner di SMA BBI.

“Ada dua sekolah di Bogor yang terpilih untuk mendapatkan bantuan BI Corner, yakni SMA Bosowa Bina Insani dan SMA Kesatuan,” kata Nguzer.

Ia menambahkan, pada tahun 2020, YPPI menargetkan sebanyak 1.000 BI Corner di seluruh Indonesia. “BI Corner tidak hanya berisi buku-buku ekonomi, akan tetapi juga beraneka jenis buku dan genre. Termasuk buku-buku fiksi, seperti karya Dan Brown dan Tere Liye. Tidak ketinggalan buku-buku pengembangan diri, motivasi dan kewirausahaan,” papar Muhammad Nguzer.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement