Jumat 04 May 2018 05:43 WIB

'Pendidikan Harus Bisa Ajarkan Keterampilan Berpikir'

Sekolah masa depan adalah sekolah yang mampu memenuhi kebutuhan anak milenial

Red: Fernan Rahadi
Pendiri gerakan sekolah menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah
Pendiri gerakan sekolah menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pendidikan di sekolah yang bermuara pada kompetensi untuk mengerjakan soal ujian kelulusan dipandang sebagai pola yang telah usang. Hal itu disebabkan saat ini kita semua telah dihadapkan pada dunia yang tidak menentu, yakni era disrupsi. Yaitu era dimana revolusi teknologi telah mengubah hampir semua lini kehidupan.

"Kalau bapak-ibu guru sekarang hanya menyandarkan kemampuan kecakapan berpikir anak-anak dari hafalan materi pelajaran, maka itu berarti mereka adalah guru masa lalu karena informasi dan pengetahuan saat ini bisa disediakan internet dan mesin pencari google," kata pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, dalam sambutannya pada Festival Pendidikan Sinar Mas Land 2018 di BSD City, Tangerang Selatan, Kamis (4/5).

Menurut Rizal, yang harus diajarkan para guru terhadap anak-anak sekarang adalah keterampilan berpikir untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan informasi tersebut menjadi nilai tambah. "Yaitu nilai-nilai yang bisa untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sosial di masyarakat kita," kata Rizal.

Rizal mengatakan, jika pendidikan dikemas dengan cara menyenangkan sehingga siswa memiliki kemampuan bernalar yang baik dan karakter yang positif maka lingkungan kita dengan sendirinya akan dipenuhi oleh anak-anak yang ingin membangun peradaban ke depan. "Jadi sekolah masa depan adalah sekolah yang mampu memenuhi kebutuhan anak milenial, yaitu sekolah yang menyenangkan," ujar Rizal.