REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, tantangan bagi lulusan perguruan tinggi (PT) di era revolusi industri 4.0 semakin meningkat. Karena itu, setiap lulusan PT harus memiliki kompetensi yang mumpuni untuk bersaing secara global.
Nasir menerangkan, dampak era revolusi industri 4.0 akan luas dan mempengarungi segala aspek kehidupan manusia dan menentukan perkembangan ekonomi ke depan secara global. Sehingga, lulusan PT pun dituntut tidak hanya mampu bekerja di perusahaan dan instansi lainnya. Tetapi juga memiliki jiwa kewirausahaan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan memanfaatkan peluang yang muncul.
"Perguruan tinggi dihadapkan dengan tantangan untuk mempersiapkan dan melengkapi SDM dengan kompetensi serta keterampilan yang tepat untuk menghadapi revolusi industri ke-4, agar terus mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa," ujar Nasir melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (19/5).
Perguruan tinggi, lanjut dia, semakin dituntut untuk mempersiapkan para mahasiswanya akan pekerjaan yang belum ada. Selain menciptakan iptek yang inovatif, adaptif, kompetitif sebagai konsep utama daya saing dan pembangunan bangsa di era revolusi industri 4.0.
"Secara khusus saya mengharapkan banyak lulusan UNTAR yang menjadi entrepreneur, yang bisa menjadi contoh untuk kampus-kampus lainnya," tutur Nasir ketika Orasi Ilmiah Wisuda ke-71 Universitas Tarumenagara (UNTAR) di JCC Jakarta, Sabtu (19/5).
Pada kesempatan yang sama, Rektor UNTAR Agustinus Purna Irawan meminta para lulusan perguruan tinggi untuk selalu terus meningkatkan kompetensi dan kemampuan di berbagai bidang kehidupan agar tidak tertinggal dengan kemajuan teknologi.
"Alumni UNTAR harus mampu meningkatkan kompetensi di berbagai bidang sesuai kebutuhan revolusi industri 4.0 agar tidak tertinggal dengan kemajuan teknologi dan peradaban di bidang yang ditekuni," ucap Agustinus.