Ahad 01 Jul 2018 17:59 WIB

Mahasiswa IPB Manfaatkan Sabut Kelapa Deteksi Hematuria

Alat ini seperti kertas lakmus yang dimodifikasi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Friska Yolanda
Tiga mahasiswa IPB mengembangkan alat pendeteksi penyakit hematuria.
Foto: Humas IPB
Tiga mahasiswa IPB mengembangkan alat pendeteksi penyakit hematuria.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tiga mahasiswa asal Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) merancang alat pendeteksi penyakit hematuria. Alat ini diberi nama Biotra dan terpilih untuk didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI).

Ahmad Irvan Pratama selaku salah satu penemu juga Ketua Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) menyebut ide ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap alat deteksi hematuria yang masih sulit digunakan dan harganya yang mahal. "Alat pendeteksi memang ada, tapi pengadaannya Indonesia masih mengandalkan impor. Harganya juga mahal," ujar Irvan.

Hematuria sendiri adalah penyakit yang terjadi akibat adanya sel darah merah dalam urin. Hal ini diakibatkan oleh kebocoran di glomerulus. Jika semakin parah, darah akan masuk ke dalam saluran kemih dan terbuang bersama urin.

Di Indonesia, prevalensi penderita penyakit ini terbilang tinggi. Pada 2016, jumlah penderita gagal ginjal kronis mencapai 300 ribu orang.