Kamis 19 Jul 2018 22:12 WIB

Unida Gelar Wisuda Ke-37

Peserta yang mampu mengahafal minimal tujuh juz Alquran akan diberikan beasiswa S2

Unida menggelar wisuda ke-37.
Foto: Unida
Unida menggelar wisuda ke-37.

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Universitas Djuanda (Unida) Bogor melaksanakan kegiatan wisuda ke-37 semester genap tahun 2017/2018, Rabu (18/7), bertempat di Gedung Bradja Mustika, Jalan Raya Sumeru, Kota Bogor. Wisuda tahun ini diikuti sebanyak 302 wisudawan dari tujuh fakultas serta sekolah pasca sarjana.

Ketua Pelaksana Wisuda Unida Dr H Anas Alhifni SEI, MSi menjelaskan wisudawan terdiri dari 18 orang mahasiswa Falkutas Hukum, 34 mahasiswa Falkutas Ilmu Sosial dan Politik, 58 mahasiswa Falkutas Ekonomi, dan 25 mahasiswa Falkutas Ekonomi Islam. Lalu sebanyak 118 wisudawan berasal dari Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 24 mahasiswa Falkutas Ilmu Pangan Halal, 14 mahasiswa Falkutas Pertanian, dan 11 magister hukum.

“Dalam acara wisuda kemarin, kami juga mengumumkan beberapa pemberian penghargaan kepada insan terbaik. Dimana salah satunya kategori program mahasiswa penghafal Alquran atau hafiz,” ujar Anas Alhifni.

Anas Alhifni mengatakan program itu merupakan kegiatan jangka panjang dan bekelanjutan yang digagas pihak universitas. Para peserta yang mampu mengahafal minimal tujuh juz Alquran akan diberikan beasiswa S2 di Unida maupun di luar Unida secara penuh.

“Untuk tahun ini terdapat 20 mahasiswa yang menerima beasiswa dalam program hafidz. Dimana sebagian besar merupakan peserta kegiatan pesantren Universtas Djuanda,” ungkapnya.

Salah satu daftar hafidz yang mendapatkan penghargaan beasiswa S-2 di Unida maupun diluar Unida adalah Saddam Husein Rangkuti. Seusai proses wisuda, wisudawan Fakultas Hukum ini mengatakan bahwa dirinya sebelum berkuliah di Unida memang sudah tamat menghafal sebanyak 30 juz Alquran.

“Jadi saya setelah lulus sekolah, memang tidak ada kegiatan, tapi saya menghafal Alquran hingga saya khatam 30 juz. Masuk ke Unida, saya mengikuti pesantren mahasiswa Bina Tauhid Unida dan kembali menghafal,” ujar Saddam dalam wawancara.

Program pesantren mahasiswa Bina Tauhid Unida merupakan program yang mencetak hafidz-hafidz kompeten yang memiliki jadwal belajar mulai Magrib hingga Isya. Jadwal malam pesantren mahasiswa tersebutlah yang tidak membuat Saddam keteteran dengan jadwal kuliah regulernya.

Mengikuti program pesantren mahasiswa selama di Unida menjadi daya tarik tersendiri lantaran dirinya bisa memperdalam agama dan imannya selama jauh dari keluarga. “Jadi pesan saya, selalu berinteraksi dengan Alquran, karena itu yang akan menolong kita saat susah, dan itu pun untuk orangtua sendiri,” kata Saddam berpesan.

Saddam melanjutkan myoritas para peraih program hafidz akan meneruskan jenjang perkuliahan S2 di Universitas Djuanda lagi. "Besar harapan kami akan ada regenerasi serta, penambahan jumlah peserta kegiatan dari para mahasiswa lainnya,” harapnya.

photo
Rektor bersama wisudawan Universitas Djuanda bergelar Hafiz di Gedung Bradja Mustika, Kota Bogor.

Rektor Universitas Djuanda Bogor, Dede Kardaya mengemukakan, program tersebut akan terus digalakan dengan tujuan meningkatkan ilmu keagamaan bagi para mahasiswa. Selain pengembangan dan pendalaman mutu akademik mahasiswa, pembinaan secara nilai keagamaan merupakan salah satu materi inti perkuliahan di Unida.

Dengan harapan para peserta didik memliki wawasan serta bisa mengamalkan ilmunya ketika menamatkan jenjang perkuliahan. Serta pada umumnya untuk alumni setelah lulus dari kampus tercinta, kampus bertauhid Universitas Djuanda Bogor, diharapkan telah dibekali dengan keterampilan dan kemampuan soft skill serta mendapatkan sertifikat atau surat keterangan pendamping ijazah. "Dengan begitu para alumnus dapat bersaing dan memiliki kompetensi yang baik dalam memasuki dunia kerja di era revolusi industry 4.0 ini,” ujar Dede.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement