Rabu 25 Jul 2018 14:56 WIB

Pengamat: Kualitas Pendidikan di Indonesia Masih Rendah

Pemerintah pusat diminta merumuskan cetak biru pendidikan

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Logo Pendidikan Nasional (Illustrasi)
Logo Pendidikan Nasional (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pendidikan Indra Charismiaji menyebutkan bahwa secara umum, kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Sehingga dibeberapa daerah, masih kerap terjadi kekerasan-kekerasan di lingkungan sekolah, yang seringkali berujung kematian.

Menurut Indra, terkait kasus tewasnya seorang siswa kelas 6 SD di Kabupaten Garut berinisial FNM (12 tahun) karena luka sabetan benda tajam setelah berkelahi dengan teman sekelasnya ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi. Namun yang pasti, jika memang anak memiliki ilmu pengetahuan yang cukup maka dia akan lebih menghargai nyawa orang lain.

"Secara umum memang kualitas pendidikan kita rendah. Orang yang cerdas akan sangat menghargai nyawa orang lain," kata Indra kepada Republika, Rabu (25/7).

(Baca: Kemendikbud akan Terjunkan Tim Tangani Duel Bocah Maut)

Dia mengatakan, selama ini Indonesia juga tidak memiliki cetak biru dalam bidang pendidikan. Hal itu sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan di Indonesia yang masih kurang baik dan merata.

"Coba aja lihat kondisi sekarang, setiap kebijakan mendikbud selalu menuai kontroversi. Karena semua serba tiba-tiba dan tidak ada cetak birunya," jelas Indra.

Karena itu dia meminta agar pemerintah pusat bisa merumuskan cetak biru pendidikan di Indonesia. Hal itu dinilai penting, agar pemerataan kualitas pendidikan dan penguatan karakter bangsa bisa terwujud dengan cepat.

Sebelumnya, seorang siswa kelas 6 SD di Kabupaten Garut berinisial FNM (12 tahun) tewas dengan luka sabetan benda tajam. FNM diduga tewas setelah berkelahi dengan teman sekelasnya.

"Jadi HKM ini kehilangan buku kemudian keesokan harinya (Sabtu 21/7) buku yang hilang tersebut ada di bawah meja belajar FNM. Selepas pulang sekolah, HKM menuduh jika FNM yang mencuri bukunya sehingga menimbulkan pertikaian dan berujung kematian FNM," kata Kapolsek Cikajang AKP Cecep Bambang kepada wartawan, Selasa (24/7).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement