Kamis 09 Aug 2018 19:57 WIB

LPS Nurul Fikri Buka Cabang Baru di Makassar

Ini merupakan cabang Sekolah Nurul Fikri pertama di Sulawesi.

Direktur LPS NF, Rahmat S Syehani dan Direktur Utama Yayasan Darul Fikri, Hartono menandatangani MoU pembukaan cabang NF Makassar.
Foto: Dok NF
Direktur LPS NF, Rahmat S Syehani dan Direktur Utama Yayasan Darul Fikri, Hartono menandatangani MoU pembukaan cabang NF Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR --  Lembaga Pengembangan Sekolah Nurul Fikri (LPS NF) membuka cabang baru di Kota Makassar, Selasa (7/8). Cabang tersebut  berlokasi di Jalan Meranti nomor 1, Paropo, Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Ini merupakan cabang pertama di Sulawesi. Penandatanganan MoU atau nota kesepahaman pendirian LPS cabang Makassar dilakukan oleh Direktur LPS NF, Rahmat S Syehani dan Direktur Utama Yayasan Darul Fikri, Hartono.

"LPS Nurul Fikri adalah lembaga otonom di bawah Yayasan Pendidikan dan Pemberdayaan Umat Nurul Fikri (YPPU NF) yang bertugas melakukan pengembangan sekolah melalui serangkaian program yang terencana dan terintegrasi," ujar Rahma dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (9/8).

LPS Nurul Fikri, lanjut Rahmat, telah lebih dari satu tahun berkiprah dalam melakukan pengembangan sekolah dan sumber daya manusia (SDM) di lebih dari 37 sekolah di delapan provinsi di Indonesia.

"Salah satu layanan LPS NF ialah Nurul Fikri Reading System  (NFRS), sebuah sistem yang didesain untuk menjadi kanal dalam peningkatan minat dan kemampuan membaca siswa secara bertahap dan terstruktur. Sebelumnya, untuk meningkatkan kualitas, LPS Nurul Fikri bekerja sama dengan Penerbit Republika," terang Rahmat.

Wakil Direktur Direktur LPS NF, Helmi Wahyudin menambahkan,  bentuk program LPS NF lain ialah pelatihan pengembangan kompetensi guru dan karyawan seperti kompetensi dasar mengajar, analisis instruksional, supervisi pembelajaran, dan instruksional kepemimpinan  untuk para pimpinan sekolah.

"LPS NF sebagai institusi pengembang sekolah sebagai sebuah sistem, mulai dari pengembangan kurikulum, pembelajaran, sumber belajar, pendidik dan tenaga kependidikan, kepemimpinan, dan keorganisasian siswa, serta keorganisasian dan kepemimpinan sekolah," tandas Helmi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement