REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy meninjau sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa tektonik yang mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya. Di antaranya Sekolah Dasar Negeri 4 dan 5 Pohgading, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Kedua sekolah tersebut mengalami kerusakan parah akibat gempa Lombok.
Muhajir juga sempat menemui anak-anak sekolah dan warga sekitar yang mengungsi di tenda-tenda di halaman sekolah. Muhajir memberikan semangat kepada warga, terutama anak-anak sekolah untuk tetap tegar menghadapi bencana yang menimpa mereka.
Dia pun menjanjikan akan fokus melakukan berbagai upaya agar proses belajar mengajar di sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa bisa segera normal. "Saya fokus di sekolah. Sekolah itu yang kita prioritaskan adalah bagaimana supaya ini proses kegiatan belajar mengajar kembali lancar," ujar Muhajir usai melakukan peninjauan, Senin (13/8).
Muhajir menjelaskan, untuk memperlancar proses belajar mengajar, pihaknya akan terlebih dahulu memasang tenda-tenda darurat untuk kelas. Tenda-tenda darurat tersebut akan digunakan untuk proses belajar mengajar, sambil menunggu bangunan semi permanen untuk kelas sementara selesai dibangun. "Nanti akan dibangun kelas dengan tenda darurat, setelah itu bangun sekolah semi permanen. Karena untuk membangun yang semi permanen butuh waktu sekitar dua atau tiga bulan, jadi di tenda dulu," ujar Muhajir.
Muhajir melanjutkan, bangunan semi permanen yang dibangun, jumlahnya disesuaikan dengan sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa. Bangunan semi permanen ini akan digunakan untuk menjalankan proses belajar mengajar sembari menunggu bangunan sekolah yang rusak selesai diperbaiki.
Selain itu, Muhajir menyatakan, pihaknya juga akan melakukan upaya lainnya masih dalam upaya memperlancar proses belajar mengajar. Termasuk menyediakan peralatan yang dibutuhkan para siswa untuk menunjang kegiatan belajar mengajar seperti tas, buku, alat tulis, dan sebagainya. "Ya kita bantu semua peralatan, kemudian school kids, terus juga trauma healing, atau bantuan untuk terapi para peserta didik," ujar Muhajir.