Selasa 28 Aug 2018 09:59 WIB

Komunitas 1.000 Guru Sambangi Sekolah Kecil di Pedalaman

Kebutuhan bagi anak-anak dalam pendidikan masih belum tercukupi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
 Kegiatan komunitas peduli pedalaman, 1000 Guru Jogja, di Madrasah  Ibtidaiyah NU Watudhuwur.
Foto: 1000 Guru Jogja
Kegiatan komunitas peduli pedalaman, 1000 Guru Jogja, di Madrasah Ibtidaiyah NU Watudhuwur.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOREJO -- Komunitas peduli pendidikan pedalaman, 1.000 Guru Jogja, menggelar Travelling and Teaching (TNT) ke-15. Kali ini, mereka menyambangi Madrasah Ibtidaiyah NU Watudhuwur pada 24-26 Agustus 2018 di Purworejo, Jawa Tengah.

Ketua 1.000 Guru Jogja, Sandi Pradana, mengatakan kegiatan itu memang sengaja dilakukan di luar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebab, sekolah-sekolah yang menjadi sasaran lebih membutuhkan bantuan.

"Secara bangunan sekolah, MI NU Watudhuwur sangat memprihatinkan, ada beberapa bagian kelas yang hanya ditutupi terpal, dan fasilitas kelas pun jauh dari kata cukup," kata Sandi melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (28/8).

Selain itu, masyarakat sekitar sekolah dalam ekonomi masih di bawah rata-rata. Sehingga, lanjut Sandi, untuk kebutuhan bagi anak-anak dalam pendidikan masih belum tercukupi.

Bahkan, siswa yang tidak memiliki alat-alat tulis yang baik seperti buku, pensil dan tas. Kegiatan TNT 15 sendiri terdiri dari berbagai kegiatan, yang salah satunya diisi dengan mengajar.

"Dengan materi yang sudah disusun sesuai dengan latar belakang relawan yakni ada yang dokter fotografer, pengusaha dan mahasiswa yang berlatar belakang beragam," ujar Sandi.

Isi materi kelas lebih kepada motivasi, dengan tujuan agar siswa-siswa ini walau berlatar belakang ekonomi menengah bawah, tetap mampu mewujudkan cita-cita. Serta, mereka mampu mengejar pendidikan setinggi mungkin.

Kepala MI NU Watudhuwur, Watiyo, memberikan apresasinya kepada kegiatan 1.000 Guru Jogja tersebut. Ia berharap, kegiatan serupa dapat ditularkan kepada anak-anak muda Indonesia lain.

"Guna memupuk semangat anak muda untuk turut membangun kepedulian dalam dunia pendidikan," kata Watiyo.

Ia merasa, kegiatan seperti ini memberikan energi positif, dan anak-anak yang mendapatkannya banyak mendapatkan ilmu yang baru. Selain itu, ia melihat, ada motivasi yang ditebarkan agar anak-anak miliki cita-cita tinggi.

Selain memberikan materi kelas, turut dilakukan pemeriksaan kesehatan gratis, dan bantuan alat-alat sekolah. Mulai tas, alat-alat tulis, dan kebutuhan kelas lain kepada siswa-siswa dan sekolah tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement