Rabu 12 Sep 2018 18:55 WIB

Ratusan Siswa SMP dan SMA se-Indonesia Bersaing di MONACO

Tiap tahunnya, jumlah peserta terus meningkat.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
 Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah PP Muhammadiyah Kasiyarno memukul gong tanda dibukanya acara Moehi National Competition (MONACO) yang diadakan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Foto: Silvy Dian Setiawan.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah PP Muhammadiyah Kasiyarno memukul gong tanda dibukanya acara Moehi National Competition (MONACO) yang diadakan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dari seluruh wilayah di Indonesia bersaing dalam berbagai kompetisi yang digelar di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, dalam acara Moehi National Competition (MONACO). Ada 17 kompetisi yang dilombakan dalam acara yang merupakan bagian dari rangkaian Milad ke 69 SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang jatuh pada 5 September tersebut.

"Ada debat bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Jepang, Hiragana Katakana, Rodoku, lintas alam, nasyid, photography, olimpiade IPA, IPS, MTK, story telling, cerda cermat Islam, MHQ, MTQ, MTARQ, DA'I muda, tapak suci. Total pesertanya yang sudah mendaftar ada 856," kata Ketua Panitia MONACO, Mohamad Afif Dzulqifli di sela acara.

Afif mengungkapkan, acara tersebut merupakan ketiga kalinya diadakan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Tiap tahunnya, jumlah peserta terus meningkat. Bahkan, tahun ini peserta yang mendaftar melebihi target awal yang direncanakan.

"Dari tahun ke tahun tentunya meningkat. Pertama kali 500-an, tahun berikutnya 650-an. Tahun ini melebihi target juga, target kita hanya 700 peserta. Tapi ternyata pesertanya lebih dari 800 peserta," tambahnya.

Peserta tahun ini pun tidak hanya berasal dari Pulau Jawa saja, namun juga dari luar Pulau Jawa. Bahkan, yang paling jauh ada yang dari Papua, Kalimantan, dan Sumatra.

"Tahun lalu gak yang dari luar Pulau Jawa. Pulau Jawa biasanya dari Banten, Jakarta, Lamongan, Jawa Timur, Jawa Tengah. Tapi tahun ini berbeda, ada dari luar Pulau Jawa," ujarnya.

Dalam MONACO ini, ada tiga piala yang diperebutkan oleh seluruh peserta. Pertama piala bergilir dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud).

Selain itu, juga digelar acara Muhi Leisure Night Festival (MILENIAL), Senin (10/9) malam. MILENIAL sendiri merupakan acara musik yang digelar untuk memeriahkan Milad ke 69 ini.

"Nanti malam kita ada pensi, pentas seni SMA Muhi yaitu MILENIAL. Guest starnya sendiri ada The Rain, mereka band nasional. Lalu ada alumni dan ada band internal Muhi sama band lokal Om Wawes dari Yogya," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah PP Muhammadiyah, Kasiyarno, mengungkapkan selain sebagai ajang kompetisi, MONACO ini merupakan suatu ajang yang dapat mendidik siswanya. Terutama untuk mendidik bagaimana siswa membangun jaringan dan berupaya untuk berkompetisi dan bersaing dengan siswa lainnya.

"Kegiatan ini tentu mendidik para siswa juga. Mereka calon-calon kader bangsa ini, mereka saling berkolaborasi dalam ajang yang sangat besar ini. Kalau tidak ada kerja sama yang bagus, sulit untuk bisa mencapai keberhasilan. Mereka juga berpikiran ktitis, inovatif, kreatif, dan berkolaborasi dengan sangat bagus," ujar Kasiyarno, yang juga rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta tersebut.

Untuk itu, ia pun berharap agar kegiatan tersebut rutin dilaksanakan tiap tahunnya. Tidak hanya dalam skala nasional, namun juga dalam skala internasional.

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Tri Ismu Husnan Purwono mengungkapkan, kompetisi untuk siswa sangat perlu untuk diselenggarakan dan ditingkatkan. Sebab, dari kompetisi yang diikuti oleh siswa dapat menimbulkan karakter yang baik untuk siswa itu sendiri.

"Siswa akan bisa me-manage apa yang dia bisa. Jadi melalui kompetensi mereka dapat bersaing dengan kejujuran dan punya karakter yang baik. Dan ini bisa menjadi kebiasaan mereka berkompetisi dengan baik. Jadi harus ditingkatkan," katanya.

Antusiasme peserta pun tinggi. Suhaima Ahmad dan Muhammad Naufaldi Ilham Ramadhan yang merupakan siswa SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring, Magelang, Jawa Tengah, pun memperlihatkan totalitasnya dalam mengikuti kompetisi tersebut dengan menggunakan kostum khas cerita yang akan diceritakannya pada saat kompetisi.

Mereka mengikuti lomba story telling dengan membawakan cerita tentang Kali Putih, Magelang, Jawa Tengah. "(MONACO ini) Sangat kompetitif dan menantang. Semoga berjalan lancar dan tidak ada halangan," kata Naufaldi.

Mereka berdua pun optimistis akan memenangkan perlombaan tersebut. Persiapan pun telah dilakukan oleh keduanya sebelum lomba. "Persiapan sejak sepekan lalu, kita latihan tiap hari dan mempersiapkan peralatan ini. Untuk itu kita optimistis menjadi juara dan harus menjadi yang terbaik. Walaulun nanti gak juara satu, setidaknya aku sudah berusaha memberikan yang terbaik," kata Suhaima.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement