Jumat 14 Sep 2018 11:20 WIB

Pakar: Generasi Muda Perlu Paham Penggunaan Frekuensi Radio

Generai muda akan terpengaruh langsung oleh perkembangan cepat teknologi informasi.

Ilustrasi.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemahaman generasi muda mengenai spektrum frekuensi radio dan pemanfaatannya dinilai sangat penting, terutama dalam era digital. Sebab, mereka akan terpengaruh langsung oleh perkembangan cepat bidang yang berkaitan erat dengan frekuensi radio yakni teknologi informasi dan komunikasi.

Tenaga Ahli Kemenkominfo Freddy H. Tulung, mengatakan, sebagai contoh dampak dari perkembangan cepat teknologi yakni sekitar 52,6 juta pekerjaan akan berpotensi tergantikan oleh sistem otomatisasi di Indonesia. Sebanyak 60 persen jabatan pekerjaan di dunia akan menggunakan mesin.

"Ini saya bicara tiga sampai lima tahun ke depan, jadi bukan generasi saya, tapi generasi Anda yang akan menentukan," kata Freddy kepada lebih 600 mahasiswa dalam dalam acara Frequency Goes to Campus di Universitas Tridinanti Palembang, Sumatera Selatan, sebagaimana disampaikan dalam siaran pers Ditjen SDPPI di Jakarta, Jumat (14/9).

Namun di tengah tergerusnya kesempatan untuk pekerjaan-pekerjaan dasar, kata Freddy, akan muncul bidang pekerjaan baru yang dahsyat dan berbeda. "Dan di sini lah kita berbicara mengenai teknologi informasi. Di sini lah kita berbicara yang namanya digital tadi."

Oleh karena itu, lanjut Freddy, pemahaman tentang spektrum frekuensi radio yang berkaitan erat dengan perkembangan teknologi informasi ke depan sangat lah penting bagi generasi muda. Ia mengakui bahwa isu spektrum frekuensi radio di kalangan masyarakat bukan lah isu yang popular sehingga penting bagi Ditjen SDPPI, Kemkominfo untuk terus menyosialisasikannya.

Selain pemahaman soal spektrum frekuensi radio, kemudian aspek regulasi, diskusi-diskusi mengenai kesempatan kita sebagai bangsa dalam memanfaatkan perkembangan teknologi di era digital juga sangat penting.

"Itulah kenapa Penggunaan frekuensi perlu diatur. Ini penting supaya kita bisa merebut kesempatan itu. Tetapi yang tidak kalah pentingnya, supaya kita juga disiplin dalam memanfaatkan yang namanya frekuensi yang erat kaitannya dengan era digital," kata Freddy dalam acara yang digelar Ditjen SDPPI, Kamis (13/9) itu.

Berbeda dengan Freddy, Kepala Subdirektorat Penataan Alokasi Spektrum Dinas Tetap dan Bergerak Darat, Direktorat Penataan Sumber Daya, Ditjen SDPPI, Aryo Pamoragung, menjelaskan menganai manfaat spektrum frekuensi radio bagi masyarakat, ketentuan perundang-undangannya, serta prioritas kebijakan pemerintah dalam bidang ini.

Aryo juga menjelaskan mengenai jangkuan (coverage) jaringan komunikasi mobile broadband di Indonesia, yang pada 2017 untuk 4G sudah mencapai 73,77 persen wilayah pedesaan, 73,63 kabupaten, dan 82,68 persen wilayah perkotaan di seluruh Indonesia.

Kepala Seksi Standar Infrastruktur Telekomunikasi Radio, Direktorat Standardisasi PPI, Ditjen SDPPI Andi Faisa Achmad, dalam Frequency Goes to Campus ini, memaparkan mengenai pentingnya standardisasi perangkat telekomunikasi. Perangkat yang tidak bersertifikasi, menurutnya berpotensi menimbulkan gangguan, yang bahkan bisa membahayakan kesehatan manusia.

Sementara Sekretaris Ditjen SDPPI R. Susanto, usai membuka kegiatan ini, kepada wartawan mengatakan bahwa era digital yang bergantung pada optimalisasi konten dan aplikasi harus ditopang dengan infrastruktur yang kuat dan spektrum frekuensi adalah salah satu infastruktur jaringan yang harus disiapkan.

"Seluruh perangkat telekomunikasi harus mendapatkan sertifikat sebelum diedarkan untuk menjamin kualitas dan tidak mengganggu keamanan dan kesehatan," lanjutnya.

Frequency Goes to Campus yang digelar Ditjen SDPPI, Kemkomonfo, di Universitas Tridinanti Palembang dan diikuti lebih dari 600 mahasiswa-mahasiswi dari sejumlah perguruan tinggi di Sulsel ini juga menghadirkan Kepala Seksi Sarana dan Pelayanan Balmon Kelas 1 Palembang Salman danTenaga Ahli Riset dan Metodologi, Kemkominfo, Otho Hernowo Hadi sebagai narasumber, dan Ismail Cawidu sebagai moderator.

Kegiatan tersebut juga dihadiri Rektor Universitas Tridinanti Nyimas Manisah, Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian, Ditjen SDPPI, Hasyim Fiater, Kepala Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Palembang Muhammad Sopingi.

Frequency Goes to Campus digelar dengan tujuan memberikan pamahaman kepada para mahasiswa atau generasi milenial mengenai pemanfaatan frekuensi radio dan perangkat telekomunikasi, berikut regulasinya, guna mewujudkan generasi muda yang ramah frekuensi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement