REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sebanyak 7.433 guru honorer di Kota Bandar Lampung belum menerima gaji atau insentif bulanan mengajar yang dirapel sampai Juni 2018. Pemkot Bandar Lampung belum bisa membayarkan karena kondisi keuangan belum memungkinkan.
Pemkot Bandar Lampung telah menjanjikan membayar rapel insentif guru honorer di sekolah dalam wilayah kota pada Juni 2018. Namun setelah tiga bulan terakhir belum juga cair. Sejumlah guru honorer mulai resah karena harus menghidupi kebutuhannya dari uang insentif tersebut.
“Sebenarnya gaji kami ini Rp 200 per bulan dibayarnya rapel, tapi kenapa masih juga belum dibayar sudah telat tiga bulan,” kata Yuni, guru honorer di sebuah SMP di Bandar Lampung, Ahad (16/9).
Menurut dia, gaji guru honorer baik yang di TK, SD, hingga SMP dalam Kota Bandar Lampung menerima insentif sebesar Rp 200 ribu per bulan. Pembayaran insentif guru honorer tersebut dibayarkan secara rapel hingga Juni 2018. Masing-masing guru honorer akan mendapatkan Rp 2 juta.
Ketua PGRI Lampung Wayan Satria Jaya berharap pemkot/pemkab dan pemprov dapat menganggarkan gaji guru honorer melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dengan dianggarkan, ia mengatakan kualitas guru terutama guru honorer dalam mencerdaskan anak bangsa lebih terjamin.
“Kami harap pemerintah menganggarkan penghasilan guru di APBD agar kualitas guru lebih baik lagi ke depan,” katanya.
Ia mengatakan guru honorer di Lampung mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA sederajat, hingga saat ini mencapai sekitar 120 ribu orang. Menurutnya, para guru tersebut belum memperoleh upah yang layak dari pemerintah. Dia mengatakan guru honorer penghasilannya hanya mengandalkan dari BOS yang nilailnya belum seberapa.