REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Dadang Kurnia
JAKARTA -- Muhammad Hablul Bary, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (ITB), mengembangkan robot pengintai berbentuk kecoak. Hebatnya, robot ini bisa dimanfaatkan dalam keperluan militer hingga intelijen.
"Kita kembangkan robot berbentuk kecoak untuk mata-mata yang bisa merekam dan menyadap," ujar Bary di kampus ITB, Bandung, Selasa (18/9).
Ia mengatakan, pengembangan robot kecoak ditujukan bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Intelijen Negara (BIN), maupun militer untuk tugas penyadapan. Sebelum menentukan bentuk, terdapat beberapa opsi pengembangan robot, apakah yang bisa terbang atau yang mengendap di tanah.
Namun, karena dianggap banyak mengalami kendala, bentuk kecoaklah yang dipilih. Saat ini, robot kecoak masih dalam pengembangan tahap awal. Ia bersama timnya tengah melakukan percobaan di sisi perekaman serta kesempurnaan gerak. "Kemarin kita tes kamera dan jalan bisa dua jam, jangkauannya masih lokal atau jangkauan Wi-Fi," kata dia.
Untuk satu pengembangan robot, ia memerlukan biaya hingga Rp 250 juta. Dana yang digunakan pun berasal dari Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB. Menurut dia, pembuatan robot kecoak sangat kompleks, terutama di sisi komponen yang digunakan. Saat ini, ia masih mengandalkan komponen yang berasal dari luar negeri.
Pengembangan akan terus dilakukan, bahkan akan bekerja sama dengan BIN untuk menciptakan robot pengintai yang sempurna. Di sisi lain, kata dia, perbaikan ukuran pun akan dilakukan karena saat ini bentuknya mencapai tiga kali dari kecoak sesungguhnya.
"Baru kita coba akses kamera dan jalanin robot, bisa kita remote. Tujuan kita ditampilkan dalam beberapa platform, komputer, tab, Android, dan sebagainya. Tapi yang kita hasilkan baru web di komputer," ujar dia.