Rabu 19 Sep 2018 22:27 WIB

Delapan Tokoh Ini Dianggap Berjasa Majukan Dunia Penulisan

Toeti Heraty menerima Life Time Achievement Award 2018

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) memberi bintang kehormatan kepada Toeti Heraty Noerhadi Roosseno (kiri) dan tujuh penerima bintang kehormatan lainnya dalam pemberian bintang kehormatan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (15/8).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) memberi bintang kehormatan kepada Toeti Heraty Noerhadi Roosseno (kiri) dan tujuh penerima bintang kehormatan lainnya dalam pemberian bintang kehormatan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Satupena memberikan Penghargaan SATUPENA kepada delapan tokoh dan institusi atas jasa-jasa mereka ikut memajukan dunia kepenulisan di Indonesia. Mereka adalah penulis Toeti Heraty, Triawan Munaf Kepala Bekraf, Syarif Bando Kepala Perpustakaan Nasional, Suharti Sutar, Kepala PKLN mewakili Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Janet de Neefe dari Ubud Writers and Readers Festival, John McGlynn dari Yayasan Lontar, Kartini Noerdin dari Yayasan Obor, Rosidayati Rozalina dari Ikapi dan Harian Kompas.

“Profesor Toeti Heraty menerima Life Time Achievement Award 2018 sebagai penulis yang telah melahirkan karya-karya fiksi dan non fiksi yang mempunyai dampak besar dalam pemikiran filsafah dan perjuangan perempuan di Indonesia,” kata Ketua Umum Satupeda, Nasir Tamara melalui siaran pers, Rabu (19/9).

Adapun Bekraf diberikan penghargaan karena telah mendukung berdirinya asosiasi penulis Indonesia lintas genre pertama. Ia mengatakan Bekraf telah memperjuangkan kebhinekaan serta mendampingi para penulis dalam melawan pembajakan dan menjembatani usaha adanya pajak yang adil untuk para penulis.

Selanjutnya, penghargaan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diberikan karena membuat berbagai kebijakan dan kegiatan berskala nasional dan internasional yang membantu berkembangnya dunia kepenulisan di Indonesia. Sedangkan, John Mc Glynn karena secara konsisten selama setengah abad ia bersama Yayasan Lontar telah menerjemahkan banyak sekali karya-karya fiksi dari para pengarang Indonesia ke dalam Bahasa Inggris.

“Berkat mutu penerjemahan yang sangat baik maka karya-karya sastera Indonesia dikenal di luar negeri. John McGlynn telah menjadi jembatan antara profesi penulis dan penerjemah. Ia telah mengajarkan kepada para penerjemah bahwa tidak mungkin menjadi penerjemah yang baik bila tidak menjadi penulis yang baik terlebih dahulu,” kata Nasir.

Untuk Harian Kompas, terus dia, penghargaan diberikan karena lebih dari setengah abad memberi tempat yang terhormat bagi para penulis fiksi dan non fiksi untuk diterbitkan di surat kabar ini. Karya-karya yang diterbitkan juga dihiasi dengan karya-karya seni rupa yang indah.

Sedangkan Ubud Writers and Readers Festival mendapat penghargaan karena telah mengundang lebih dari 500 penulis muda dari seluruh Indonesia dan menerbitkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sebagian dari karya-karya mereka.

“UWRF adalah satu-satunya festival bertaraf internasional yang berfokus kepada para penulis,” kata dia menambahkan.

Penghargaan bagi Yayasan Obor karena banyak menerbitkan karya-karya penulis Indonesia yang penting dan juga telah secara konsisten menerjemahkan karya-karya penulis asing yang bermutu ke dalam Bahasa Indonesia. Bagi Perpustakaan Nasional yang telah berhasil menjadikan perpustakaan menambah buku-buku koleksi, menyediakan tempat yang nyaman dan menjadi sumber utama dan kredibel informasi dan imaginasi bagi para penulis berkembang secara dinamis dan modern di seluruh nasional.

“Ikapi diberikan penghargaan karena telah membantu para penulis Indonesia menerbitkan serta mempromosikan karya-karya mereka baik di dalam maupun di luar negeri melalui berbagai kegiatan pameran buku bertaraf internasional,” terang Nasir.

Persatuan Penulis Indonesia Satupena adalah organisasi sebagai wadah yang menyatukan penulis dari semua genre kepenulisan di seluruh Indonesia. Tujuan utama Satupena adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penulis, peningkatan kapasitas, penguatan profesi dan melindungi hak atas karya serta kebebasan menulis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement