Jumat 28 Sep 2018 03:34 WIB

Polisi Ponorogo Mengajar Gantikan Guru yang Demo

Guru honorer menilai pembatasan usia calon pegawai negeri menutup kesempatan mereka.

Sejumlah guru tidak tetap (GTT) dan honorer.
Foto: Antara.
Sejumlah guru tidak tetap (GTT) dan honorer.

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Sejumlah anggota polisi mengajar di sekolah dasar yang kekurangan guru akibat sebagian pengajarnya, yang masih berstatus guru tidak tetap (GTT) meninggalkan sekolah di Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (27/9). Para guru menggelar aksi damai dan doa bersama.

Kapolsek Slahung, Ponorogo, AKP Paidi memerintahkan anggotanya melakukan patroli ke sekolah-sekolah di wilayah kerjanya. "Memang saya perintahkan anggota melakukan patroli ke sekolah-sekolah dan mengisi kekosongan jam belajar menyusul adanya kegiatan istighatsah dan aksi damai GTT di Ponorogo," katanya.

Ia menyebutkan, anggota Polsek Slahung yang mengisi kekosongan di kelas, antara lain menyampaikan materi tentang dasar-dasar kelalulintasan dan kedisiplinan dalam banyak hal. Ribuan guru yang bertatus honorer atau GTT dan pegawai tidak tetap (PTT) di Ponorogo menggelar aksi damai dan doa bersama di Alun-alun Ponorogo.

Aksi tersebut digelar menyusul adanya rekrutmen calon pegawai negeri sipil yang membatasi usia pendaftar maksimal 35 tahun. Dengan adanya ketentuan tersebut maka sebagian GTT dan PTT yang selama ini sudah mengabdi, tidak memiliki peluang untuk menjadi pegawai negeri. Mereka menuntut pemerintah mengubah aturan yang dianggap merugikan sebagian GTT dan PTT.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement