Sabtu 29 Sep 2018 21:21 WIB

Menanamkan Nilai Keislaman Sejak Dini

Anak-anak juga diberi tugas untuk membuat poster tentang hijrah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agus Yulianto
Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Auliya kelas I mengikuti Muharram Festival 1440 Hijriyah.
Foto: Dok. Istimewa
Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Auliya kelas I mengikuti Muharram Festival 1440 Hijriyah.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sebanyak 176 Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Auliya kelas I mengikuti Muharram Festival 1440 Hijriyah. Melalui Muharram Festival, SDIT Auliya ingin memberikan pondasi dan menanamkan nilai keislaman pada anak-anak sejak dini dalam momentum tahun baru Islam. 

Kepala Sekolah SDIT Auliya Hervin Kusbernadi mengatakan, nilai-nilai keislaman ingin ditanamkan melalui kisah-kisah kepahlawanan dalam peristiwa hijrah. Salah satu caranya dengan menceritakan kisah kepahlawanan dan keberanian Ali bin Abi Talib mengganti posisi tidur Rasulullah saat Beliau hendak dibunuh.

"Kita juga ingin menanamkan nilai kesetiakawanan kepada anak-anak sejak dini, jadi diceritakan kisah Abu Bakar as Siddiq saat menemani Rasulullah di Gua Tsur," kata Hervin kepada Republika.co.id, di sela-sela Festival Muharram, Sabtu (29/9). 

Dikatakan Hervin, kisah Abu Bakar mempunyai pesan kesetiakawanan. Abu Bakar sampai meneteskan air mata karena digigit ular saat menemani Rasulullah bersembunyi di Gua Tsur. Juga diceritakan kisah pengorbanan Asma binti Abu Bakar yang mengirim makanan ke Gua Tsur untuk Rasulullah dan Abu Bakar.

Kisah-kisah yang mengandung pesan kepahlawanan, kesetiakawanan dan pengorbanan yang ingin ditanamkan kepada anak-anak kelas I SDIT Auliya. Pesan dan nilai keislaman tersebut ditanamkan kepada anak-anak dengan cara bertahap.

Pertama, guru menceritakan kisah-kisah hijrah kepada siswa. Supaya siswa mendapatkan pengetahuan tentang itu. Setelah itu siswa membuat proyek yakni membuat komik tentang kisah-kisah hijrah. Komik yang dibuat anak-anak nanti dipresentasikan oleh anak-anak kepada orang tuanya di rumah. 

"Nanti orang tuanya memvideokan anaknya yang mempresentasikan komik kisah hijrah, videoanya kita putar di stand-stand kelas ini saat Festival Muharram," ujarnya. 

Hervin menjelaskan, anak-anak juga diberi tugas untuk membuat poster tentang hijrah. Poster-poster tersebut ditampilkan di Festival Muharram. Kemudian, anak-anak tampil di Festival Muharram dengan berbagai kreativitas bertema kisah-kisah kepahlawanan saat hijrah. Dengan cara seperti ini mudah-mudahan nilai-nilai Islam yang universal bisa terinternalisasi dalam diri anak-anak kelas I SDIT Auliya.

Tentu dalam melakukannya, pihak sekolah berkolaborasi dengan orang tua siswa. melibatkan orang tua siswa untuk membantu anak-anak mereka menyelesaikan proyek. Sehingga apa yang dibangun di sekolah selaras dengan pendidikan yang diberikan kepada anak di rumah.

"Nilai kesialaman yang ingin kita tanamkan pada anak-anak juga supaya siswa kelas I sekolah dasar sudah punya perhatian serta tanggungjawab pada shalat," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement