REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) mendata keluarga mahasiswa yang terdampak bencana gempa dan Tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah. IPB akan terus melakukan upaya-upaya jangka pendek, menengah dan panjang untuk membantu keluarga mahasiswa yang terdampak bencana tersebut.
Rektor IPB Arif Satria mengatakan akan membantu mahasiswa asal Palu, Donggala dan Sigi untuk pulang ke kampung halaman. "Mengecek kondisi keluarganya bila ada yang memerlukannya,” ujarnya, Rabu (3/10).
Ada beberapa langkah darurat yang sedang dilakukan IPB yakni pendataan mahasiswa yang keluarganya terdampak bencana. IPB juga akan memberikan beasiswa serta bantuan biaya hidup selama menempuh pendidikan di IPB.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB, Drajat Martianto, mengatakan, akan ditelusuri berapa banyak dan seberapa besar masalah yang dihadapi keluarga mahasiswa asal wilayah terdampak gempa. Misalnya, rumahnya hancur, penghidupannya terkendala atau tidak memiliki pekerjaan.
"Kami butuh sedikit waktu untuk itu. Khusus untuk rencana kepulangan para mahasiswa kami akan lihat, apakah akan menggunakan penerbangan komersial atau kerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara," ujarnya.
Untuk mahasiswa yang terkena dampak serius, IPB akan berupaya mencarikan sumber beasiswa untuk kelangsungan studi di IPB maupun biaya hidup selama di Bogor. Maka dari itu, pendataan ini sangat penting karena tidak mau salah sasaran.
Saat ini, IPB juga mendorong penggalangan dana dan mencoba mengirimkan bantuan kepada korban bencana. Selain itu, IPB juga berupaya mengajak seluruh perguruan tinggi, terutama Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) untuk bersinergi membantu masyarakat di lokasi bencana memanfaatkan seluruh tenaga ahli dan fasilitas serta data dan informasi yang dimiliki untuk bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat mempercepat recovery.