REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Pemda DIY dan Pemkab Gunungkidul akan mengembangkan konsep eduwisata di Baron Technopark. Diharapkan, tahun 2019 kerja sama ini sudah berproses.
“Dalam waktu dekat kami akan membuat konsorsium melalui MoU antara BPPT, Pemda DIY dan Pemkab Gunungkidul UGM dan UPN serta afiliasi dengan swasta. Kami welcome swasta dengan siapapun untuk pengembangan eduwisata,” kata Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energidan Material BPPT Eniya Listiani Dewi kepada wartawan, Senin (15/10).
Ia berharap konsorsium dalam bentuk MoU tersebut tahun ini sudah jadi, karena di Baron Technopark tinggal pengola dan wisatanya. Setelah konsorsium dalam MoU dibentuk, lalu membuat perjanjian kerjasama pengelolaan dan pengembangannya.
“Ngarso Dalem (Gubernur DIY SriSultan Hamengku Buwono X), menyarankan karena di situ ada petani garam baru yang dijual satu kilogram mencapai Rp 34 ribu, maka garam itu yang akan kita akan kembangkan," kata dia.
BPPT sudah memiliki teknologi untuk mengembangkan garam dari garam biasa menjadi garam konsumsi,g aram industri, garam obat-obatan dan garam laboratorium. Eniya mengatakan pertemuannya dengan Sultan HB untuk membicarakan pengelolaan Baron technopark ke depan. Di situ, saat ini BPPT mengelola seluas 9,25 hektar untuk tempat pengembangan risetenergi baru terbarukan.
"Kami ingin di situ lahir perusahaan pemulaberbasis teknologi dan ada pelatihan. Dengan adanya eduwisata di Baron Technopark nanti ada penghubung antara Taman Pintar dengan Baron Technopark. Karena Taman pintaruntuk wisata siswa SD dan SMP, maka di Eduwisata Baron Technopark untuk siswa SMA dan Perguruan tinggi," ucap dia.