REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karakter Kewirausahaan begitu penting ditanamkan sejak di sekolah melaui Pendidikan Kewirausahaan. Mengingat jumlah entrepreneur di Indonesia masih sangat rendah dibanding negara tetangga. Hal ini menjadi tantangan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
Untuk menjawab tantangan tersebut, seluruh siswa SMA Labschool Jakarta kelass XII mengadakan kegiatan Entrepreneur Challenge Day (ELDEST) pada Jumat, 26 Oktober 2018. Bertempat di lapangan sekolah Labschool Rawamangun, Jakarta Timur.
"Ini merupakan kegiatan Pendidikan dan Praktik Kewirausahaan yang dilakukan oleh Labschool sejak tahun 2011. Yang sifatnya wajib dan merupakan salah satu syarat kelulusan siswa juga," ungkap Kepala SMA Labschool Jakarta, Suparno Sastro melalui pesan tertulis kepada Republika, Jumat (26/10).
Suparno mengatakan, kegiatan ini diharapkan mampu menanamkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian kepada siswa. Sehingga siswa siap menghadapi persaingan di era serba tidak pasti aturannya disruptif ini.
Sementara itu, Ketua Panitia yang berasal dari unsur guru Saffa Inayati, menyampaikan seluruh siswa kelas XII juga harus mempresentasikan produk-produk perusahaan mereka. Dimulai dari proposal perencanaan, strategi bisnis sampai kepada estimasi hasil penjualan di depan para juri yang berasal dari akademisi ekonom/bisnis, pengusaha dan orang tua.
"Program Eldest ini kami lakukan sebagai wahana untuk mendidik siswa agar memiliki karakter wirausahawan, seperti disiplin, tanggung jawab, kreatif dan optimistik terhadap segala macam peluang bisnis," jelas Saffa.
Pada kegiatan ini, kata dia, para siswa dididik untuk mempraktikkan langsung menjadi pengusaha. Dengan membuat perusahaan start up, berperan menjadi CEO, tim marketing dan penjual. Setiap perusahaan membuka booth dengan riasan yang menarik pengunjung.
Mereka memamerkan dan menjual produk-produk hasil karyanya. Seluruh kelas XII dibagi menjadi 21 kelompok usaha (perusahaan) yang menjual semua produk-produk yg dibuat. Seperti baju, gelang dan tas, kuliner dan lainnya. Adapun seluruh siswa, orang tua dan guru menjadi pembeli.