REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengantongi puluhan rekomendasi yang telah dibahas dan dipetakan oleh 400 para ahli dan pelaku budaya pada Senin (5/11) malam dalam acara Pra-Kongres Kebudayaan Indonesia 2018. Rekomendasi tersebut bakal menjadi landasan dalam merumuskan strategi pemajuan kebudayaan.
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid juga menampik anggapan jika acara Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018 mendatang tidak akan memberi dampak pada pemajuan kebudayaan di Indonesia. Sebab KKI tahun ini diklaim berbeda dengan yang sebelumnya.
"Tahun ini ini ada pembahasan masalah dan pemberian rekomendasi. Rekomendasi ini akan jadi landasan dalam strategi kebudayaan. Saya kira ini sangat efektif,'' tegas Hilmar di Jakarta, Selasa (6/11).
(Baca: Kongres Dinilai tak Berdampak pada Pemajuan Kebudayaan)
Nantinya, lanjut Hilmar, strategi kebudayaan ini akan diserahkan ke Presiden. Untuk membuat Perpres berdasarkan strategi pemajuan kebudayaan. "Dan ini sama sekali belum pernah dilakukan di negeri ini," ungkap dia
Setelah strategi kebudayaan ditetapkan menjadi Perpres, lanjut dia, nantinya itu akan menjadi rujukan utama dalam penyusunan Rencana Pembangungan Jangka Menengah (RPJM) atau Rencana Pembangungan Jangka Panjang (RPJP). Hal tersebut dinilai penting karena RPJM-RPJP tersebut menjadi acuan program atau rencana kerja pemerintah tiap tahunnya.
"RPJMN juga dapat memberikan standar-standar bidang pekerjaan yang mungkin selama ini belum ada sehingga tidak lagi ada pemberian pembayaran karena berdasarkan belas kasih," ucap dia.
Untuk diketahui tahun 2018 ini Kongres Kebudayaan Indonesia akan kembali dilaksanakan pada Desember mendatang. Dalam kegiatan siklus lima tahunan tersebut, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid berharap kongres ini mampu menghasilkan subtansi yang lebih baik dalam menghasilkan langkah dan strategi yang menjadi acuan pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang ada.
Sebelumnya, Pemerhati Kebudayaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Acep Iwan Saidi pesimistis, Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018 yang bakal digelar Desember mendatang tidak akan berdampak pada pemajuan kebudayaan secara signifikan. Bahkan dia menilai KKI 2018 bakal menelurkan rekomendasi yang komprehensif bagi pemajuan kebudayaan.
"Saya tidak menangkap sinyal akan muncul pemikiran rekomendasi yang mengejutkan. Akan biasa-biasa saja. Paling juga menyoal kembali Undang-undang kebudayaan itu," kata Acep.