REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengklaim telah melakukan pelatihan guru SMK agar kompetensinya terus meningkat. Namun begitu, menurut Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Supriano pelatihan guru masih dimasifkan terhadap guru SMK dari program revitalisasi.
"SMK itu kan memang ada dua pendekatan. Pertama SMK yang reguler, kedua yaitu SMK revitalisasi. Nah memang SMK revitalisasi ini yang banyak diintervensi oleh pemerintah," kata Supriano usai Diskusi Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Hotel Harris Jakarta, Senin (12/11).
Dia menjelaskan, intervensi yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk memastikan bahwa guru SMK mampu menyesuaikan diri dengan tantangan zaman. Secara bertahap, kata dia, guru-guru yang berasal dari SMK reguler juga bakal mendapat intervensi serupa.
"Intinya sekarang kita mulai dari SMK revitalisasi, dan ini sudah berjalan," jelas dia.
Selain masalah kompetensi guru yang kurang, Supriano juga menilai saat ini banyak sekali jurusan di SMK yang sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan zaman. Nantinya, lanjut dia, jurusan seperti administrasi perkantoran bakal dikurangi dan diganti dengan jurusan yang baru seperti coding, e-market atau bahkan game.
"Kami nanti akan ada penyesuaian bidang. Jadi selain revitalisasi guru, programnya secara menyeluruh juga kami revitalisasi," jelas dia.
Untuk diketahui, berdasar pada data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Agustus 2018, tingkat pengangguran terbuka (TPT) didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni sebesar 14,7 juta orang atau 11,24 persen.