Rabu 14 Nov 2018 12:06 WIB

Tiga Ilmuwan Berprestasi Raih Penghargaan Habibie Award

Pemberian penghargaan untuk mendorong pengembangan dan kesadaran akan teknologi.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Maman Sudiaman
Tiga ilmuwan penerima Habibie Award 2018
Foto: dokrep
Tiga ilmuwan penerima Habibie Award 2018

REPUBLIKA.CO.ID --  JAKARTA -- Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Yayasan SDM Iptek) The Habibie Center kembali memberikan penghargaan 'Habibie Award' kepada tiga ilmuwan Indonesia. Ketiga ilmuwan tersebut dipilih karena kontribusinya pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan di Indonesia.

Tiga ilmuwan terpilih tersebut adalah Mikrajudin Abdullah yang mendapatkan anugerah bidang ilmu dasar, Rovina Ruslami di bidang ilmu kedokteran, dan Edvin Aldrian di bidang ilmu rekayasa. Pemberian penghargaan berlangsung di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Selasa (13/11).

Baca Juga

Mikrajudin Abdullah adalah salah satu profesor dari Intitut Teknologi Bandung (ITB). Disamping memiliki banyak prestasi, Mikrajudin juga memiliki tujuan yang mulia untuk bangsa Indonesia. Ia mengungkapkan, tujuan dari semua penelitiannya adalah untuk kemaslahatan masyarakat luas.

"Yang perlu adalah apa yang mau kita wariskan kepada generasi seterusnya. Riset tidak sekadar saya senang tapi juga memberikan pelajaran kepada generasi seterusnya," kata dia.

Peraih penghargaan lainnya adalah Rovina Ruslami. Ia adalah seorang guru besar Ilmu Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Rovina berpendapat, saat ini peneliti di Indonesia sedang memiliki semangat yang tinggi. Hal ini disebabkan banyaknya apresiasi yang diterima oleh para peneliti belakangan ini sehingga prestasi demi prestasi terus ditorehkan. 

"Semangat peneliti tinggi karena apresiasi dari Pemerintah makin meningkat. Apresiasi itu tidak harus bentuk uang tapi riset tanpa uang juga tidak mungkin," kata Rovina.

Penerima penghargaan selanjutnya adalah Edvin Aldrian. Saat ini ia menjabat sebagai Profesor Riset di bidang Meteorologi dan Klimatologi di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Bagi Edvin, daripada melihat masalah negara lain, hal yang utama harus dilihat adalah permasalahan yang ada di Indonesia. Namun menurut dia, banyak masyarakat Indonesia yang tidak mau meneliti masalah yang ada di dalam negeri karena ditakutkan tidak ada yang memperhatikan.

"Masalah kita takut masalah lokal yang tidak layak jual. Sebenarnya tidak. Itu yang selalu saya tekankan. Saya bilang (penelitian) apapun yang kalian bawa itu bagus," kata Edvin.

Yayasan SDM Iptek didirikan pada tahum 1997. Satu tahun kemudian diputuskan perlu ada pemberian penghargaan kepada putra putri bangsa yang berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tahun ini adalah pemberian penghargaan yang ke-20 kali dilakukan oleh Yayasan SDM Iptek.

Ketua Pengurus Yayasan SDM Iptek, Wardiman Djojonegoro mengatakan, pemberian penghargaan ini bertujuan untuk mendorong pengembangan dan kesadaran akan teknologi. "Tujuan pemberian Habibie Award memberikan penghargaan kepada perorangan atau badan yg dinilai sangat aktif dan berjasa besar dalam menemukan atau mengembangkan berbagai kegiatan iptek yang baru, yaitu inovatif, dan bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan, keadilan, dan kedamaian," kata Wardiman dalam sambutannya, Selasa.

Ia pun mengatakan sangat bangga dapat memberikan penghargaan tersebut kepada putra-putri Indonesia terbaik dalam bidang iptek. Diberikannya penghargaan ini diharapkan dapat mendorong semangat para peneliti Indonesia untuk terus berkarya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Wadiman juga mendorong semua peneliti untuk dapat memberikan kontribusi nyata dan bermanfaat bagi bangsa dan negara. "Kepada para peberima Habibie Award saya mengucapkan selamat dan semoga dapat terus berkarya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya lagi.

Masing-masing penerima penghargaan mendapatkan hadiah sebesar 25 ribu dolar AS. Selain itu, Yayasan SDM Iptek juga memberikan penerima penghargaan sertifikat serta medali Habibie Award.

Acara Habibie Award ini juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Di dalam sambutannya, Sri Mulyani mengatakan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal yang penting untuk dikelola dengan baik. Oleh karena itu, kini Pemerintah terus mendorong perbaikan SDM dengan memberikan anggaran yang cukup banyak untuk pendidikan.

"Mengapa Sumber Daya Manusia penting? Karena aset sebuah negara yang paling penting ya manusianya.

Untuk indonesia kita 20 persen anggaran negara untuk pendidikan. Itu artinya tahun ini sekitar 440 triliun untuk pendidikan saja," kata Sri Mulyani.

Saat ini, Indonesia berada di ranking 87 dari 157 negara di dunia. Terkait hal ini, Sri Mulyani mengatakan Indonesia perlu meningkatkan investasi dalam perbaikan SDM.

"Investasi di human capital bukan hanya tanggung jawab Pemerintah. Bukan hanya tanggung jawab dari satu kementerian, tetapi merupakan kolaborasi dari semua stakeholders," katanya lagi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement