Jumat 16 Nov 2018 11:27 WIB

Guru Ekonomi SMA se Jabar Ikuti Pelatihan Cara Kelola Uang

Literasi perencanaan keuangan sangat penting untuk masyarakat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar edukasi bagi guru ekonomi tingkat SMA se-Jabar di SMA 10 Bandung, Jalan Cikutra, Kamis (15/11)
Foto: Foto: Arie Lukihardianti
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar edukasi bagi guru ekonomi tingkat SMA se-Jabar di SMA 10 Bandung, Jalan Cikutra, Kamis (15/11)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat, saat ini, pada umumnya lebih tahu bagaimana menghabiskan uang, dari pada mengelolanya secara benar. Hal itu dibuktikan dengan masih rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap asuransi. 

Oleh karena itu, menurut Direktur SDM dan Umum Bhinneka Life, Rully Safari, untuk menambah pemahaman terhadap literasi keuangan bagi masyarakat, PT Bhinneka Life Indonesia (Bhinneka Life) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar edukasi bagi guru ekonomi tingkat SMA se-Jabar di SMA 10 Bandung, Jalan Cikutra, Kamis (15/11)

Rully mengatakan, literasi perencanaan keuangan sangat penting untuk masyarakat. Namun, berdasarkan data pemahaman tersebut masih sangat minim. Karena itu untuk meningkatkan kemampuan literasi perencanaan keuangan, Bhineka Life bersama OJK menyasar guru-guru tingkat SMA agar kesadaran literasi perencanaan keuangan bisa terus tersampaikan kepada anak usia sekolah.

“Karena yang kita harapkan bahwa pendidikan literasi keuangan ini akan berkelanjutan, kalau guru-guru kita yang kita sasar duluan mereka bisa membagi ilmunya kepqda murid-muridnya," katanya.

Jadi, menurut Rully, pengetahuan ini berkelanjutan terus menerus. Karena memang, sudah seharusnya ilmu perencanaan keuangan itu pendidikannya dimulai dari masa belia.

Dengan pengenalan literasi perencanaan keuangan pada siswa SMA, kata dia, diharapkan siswa SMA yang telah lulus pendidikannya akan siap menghadapi dunia keuangan di perguruan tinggi dan saat bekerja nanti.

“Hubungan dengan keuangannya sangat erat, sehingga penting sekali untuk mereka mengerti melakukan perencanaan, mulai mengelola, menabung, itu mulai dari sekarang,” kata dia. 

Rully mengaku, telah melakukan penyuluhan literasi perencanaan keuangan tidak hanya dilingkungan pendidikan. Tapi juga, telah melakukan pada organisasi dan badan yang berkaitan dengan keuangan.

“Kita melakukan literasi bukan hanya kepada guru, kita juga melakukan literasi kepada badan usaha milik desa, yang lainnya juga kita lakukan,” katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kantor Regional 2 Jawa Barat OJK Riwin Mirhadi mengatakan, angka literasi keuangan masyarakat Indonesia masih sangat kecil. Ia menjelaskan, masyarakat yang mempunyai rekening baru 67 persen dari total populasi. Sayangnya, dari jumlah itu, tidak semua paham atas rekening itu. 

Edukasi kepada masyarakat terkait pengelolaan keuangan, kata dia, penting dilakukan agar masyarakat bisa melakukan pengelolaan keuangan untuk masa depan. “Ternyata, tidak ada pelajaran bagaimana mengelola uang. Yang kita tahu bagaimana membelanjakan uang itu,” kata Riwin. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga 2017, indeks literasi asuransi di Indonesia baru mencapai 15,76 persen. Angka itu turun dari survei tahun 2013 yang berada pada angka 17,84  persen. Rendahnya tingkat literasi ini berdampak kepada masih banyaknya penduduk Indonesia yang tidak terlindungi asuransi. Hal itu selaras dengan data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), di mana dari total penduduk Indonesia sekitar 255 juta jiwa, baru sekitar 7,5 persen masyarakat yang memiliki asuransi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement